Kepala BNPT Suhardi Alius berbicara di depan para diplomat pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Waspadai Terorisme Internasional

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Terorisme adalah kejahatan luar biasa yang menjadi musuh bersama negara-negara di dunia. Karena itu, semua negara harus bersinergi untuk memberantas terorisme dari muka bumi. Utamanya melalui para diplomat yang menjadi representasi Republik Indonesia di luar negeri.

“Mereka (diplomat) harus mempunyai wawasan kebangsaan yang tinggi dalam rangka memprotek kebijakan nasional untuk kepentingan bangsa dan negara,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH, di depan para diplomat pada Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Selain itu, Suhardi juga menyampaikan fenomena global masalah terorisme tentang bagaimana mengenalinya, menuntaskannya, termasuk treatment yang harus dikerjakan yang sifatnya nasional, juga untuk sebagai inspriasi untuk tingkat multilateral dan global.

Mantan Kapolda Jawa Barat ini berharap, para diplomat punya perspektif dan frame yang lengkap terkait masalah kebangsaan, radikalisme, dan terorisme. Dengan demikian, perspektif itu bisa dikembangkan sebagai bekal penugasan di posnya masing-masing.

“Ini juga bagian dari penguatan sinergi dalam penanggulangan terorisme. Selama ini sudah ada 36 kementerian dan lembaga yang bersinergi dengan kami (BNPT). Malah masih ada beberapa kementerian dan lembaga yang siap menambah lagi. Ini bukti mereka mulai sadar dan terbangktikan bahwa masalah terorisme ini adalah tugas semua anak bangsa,” kata Suhardi memaparkan.

Runtuhnya ISIS di Suriah dan Irak jadi masalah ketika WNI yang bergabung dengan organisasi itu ingin pulang ke negaranya masing-masing. Hal ini pasti akan menimbulkan masalah baru. Ini mutlak harus dipahami para diplomat karena ini menyangkut banyak negara.

“Masing-masing negara beda pendekatan. Pro dan kontra selalu ada tapi marilah kita untuk menjaga keamanan nasional tetap tidak menghilangkan sisi kemanusian,” tutur mantan Kabareskrim Polri.

Yang pasti masalah penanganan terorisme ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkenalkan apa yang telah dilakukan dan juga treatment apa, terutama dengan strategi pendekatan kemanusiaan.

“Melalui para diplomat, bisa disampaikan saran-saran yang sifatnya global yang bisa diimplementasikan di seluruh dunia,” ujar Suhardi mengakhiri.