Romauli Samosir

Kas AJB Bumi Putra Kosong, Nasabah Resah

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Nasabah Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putra 1912 diseluruh Nusantara resah, kas asuransi yang sudah berusia diatas seratus tahun itu, lagi kosong. Pemegang polis yang ingin mengajukan klaim, harus sabar menunggu dengan waktu yang tidak dapat ditentukan.

Seluruh nasabah harus menunggu antrian sebagaimana 265 ribu pemegang polis lainnya. Kas lagi kosong, likuiditas perusahaan lumpuh. Hal itu disampaikan Dirman Pardosi Direktur Utama AJB Bumi Putra menjawab pertanyaan Independensi.com melalui Whatsaap, menanggapi resahnya pemegang polis AJB Bumi Putra saat ini khususnya di Pekanbaru, Riau.

Sebagaimana disampaikan Romauli Samosir, pemegang polis asuransi mitra cerdas dengan nomor polis 210101578956 dengan besar tanggungan Rp 50 juta untuk masa kontrak 15 tahun. Akan tetapi, karena tuntutan ekonomi disamping mendengar kabar keuangan AJB Bumi Putra lagi goyang, Romauli ingin menutup klaim polis asuransinya di usia sembilan tahun dua bulan (9,2 thn) dengan besar premi sekitar Rp 39,5 juta. Surat pemutusan klaim diajukan pada tangggal 5 Juli 2019 lalu, namun sampai saat ini belum cair.

Martin suami Romauli Samosir warga Jl Sungai Duku nomor 264 Pekanbaru kepada Independensi mengatakan, pihaknya sangat butuh dana hingga mengurus surat pernyataan tidak mampu dari RT hingga RW dengan harapan penutupan klaim asuransi atas nama istrinya bisa dikabulkan.

Hal senada juga dialami Binsar Hutapea pemegang polis nomor 210103059772 dengan nilai klaim sebesar Rp 15,1 juta jenis asuransi mitra cerdas, telah mengajukan klaim penebusan pada bulan Mei 2019. Hingga saat ini berkas yang diterima Tika di kantor AJB Bumi Putra Pekanbaru itu, belum ada menunjukkan tanda-tanda akan adanya realisasi pembayaran.

Septina Primawati Rusli anggota Komisi I DPRD Riau dari Partai Golkar yang merupakan Badan Perwakilan Anggota (BPA) AJB Bumi Putra Wilayah Pekanbaru berharap, agar kemelut yang dialami AJB Bumi Putra saat ini segera dapat di atasi, sehingga apa yang diharapkan para nasabah dapat direalisasikan. Hal senada juga disampaikan Janner Marbun SH, MH praktisi hukum di Pekanbaru.

Menurut Janner, kiranya kemelut yang melanda AJB Bumi Putra saat ini, segera bisa diatasi. Nafas asuransi itu adalah kepercayaan nasabah (masyarakat), untuk itu jangan sampai kepercayaan masyarakat luntur kepada AJB Bumi Putra, ujarnya.

Menanggapi harapan para nasabah pemegang polis AJB Bumi Putra dan tokoh masyarakat lainnya, Dirman Pardosi Direktur Utama AJB Bumi Putra menyatakan, saat ini, ada Rp 4 triliun lebih kewajiban untuk nasabah yang belum dibayarkan. Kami sekarang membuat sistem operasi dan sistem pelayanan yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sedikit demi sedikit.

Semua nasabah menuntut pembayaran segera dilakukan, dan hal ini tidak mungkin dipenuhi, karena keuangan di kantor pusat benar-benar kosong. “Saat ini sama sekali ga’ ada dananya, bagaimana mau membayar ? Semuanya harus sabar sampai ada uangnya,” ujar Dirman Pardosi dengan nada harap.

Dirut AJB Bumiputera, Dirman Pardosi

Saat ditanya kapan kira-kira waktu yang dapat diprediksi pembayaran dapat dilakukan, Dirrektur Utama AJB Bumi Putra yang baru beberapa saat menjabat ini dengan lugas menyatakan, tidak seorangpun yang bisa memberikan batas waktu, karena tidak ada jaminan kapan ada uangnya.

Kami hanya punya keyakinan bahwa itu pasti dibayar, namun kapan akan dibayar tidak mungkin bisa saya pastikan, karena hal itu akan sangat tergantung pada suksesnya rencana kerja perusahaan yang saat ini masih dalam taraf penyusunan detail implementasinya. “Saat ini AJB Bumi Putra mengalami kegagalan restrukturisasi,” ujarnya.

Ketika disinggung, apakah AJB Bumi Putra mungkin memberi agunan kepada nasabah agar ada pegangan menunggu klaim polisnya, Dirman Pardosi dengan tegas mengatakan tidak bisa memberi agunan. Sebab, jika semua menuntut agunan, tidak bakalan cukup.

Satu-satunya cara, kata Dirut, harus sabar menunggu antrian bersama 265 ribu orang nasabah lainnya yang saat ini belum dibayar. Dijelaskan, AJB Bumi Putra saat ini hanya memiliki asset property yang nilai seandainya dijual semua tidak akan cukup untuk membayar kewajiban. Sehingga jika perusahaan ini di likuidasi, hanya mampu membayar 25 persen utang kepada nasabah.

Kondisi inilah yang membuat kami berpikir keras, bagaimana menyelamatkan uang nasabah dan perusahaan dengan berbagai langkah-langkah perbaikan. Saya perkirakan butuh waktu 4 tahun untuk menyelesaikan seluruh kewajiban yang saat ini tertunda. Dan perlu diketahui, kata Dirman Pardosi lagi, AJB Bumi Putra butuh waktu 15 tahun agar perusahaan ini sehat.

Disinggung mengenai penurunan nilai jika ditebus sebelum habis masa kontrak, menurut Dirman, hal itu sesuatu yang lazim dalam asuransi. “Jika diambil sebelum habis masa kontrak, nilai tunai pasti lebih kecil dari total premi,” katanya.  (Maurit Simanungkalit)