Rumah ditimbun losong dan lumpur di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 1 Januari 2020

Daerah Terisolir Kabupaten Bogor Belum Tersentuh Bantuan, Harus Pakai Helikopter

Loading

SUKAJAYA (Independensi.com) – Peristiwa bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Bogor yang diakibatkan hujan lebat yang mengguyur selama beberapa jam saat malam pergantian tahun 1 Januari 2020, menyisakan duka mendalam. Derita warga makin berat karena banyak sekali yang kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan nyawa keluarganya.

Beberapa diantaranya  menjadi korban tertimbun tanah longsor. Sementara yang selamat pun masih harap-harap cemas karena akses yang ada hampir semua tertutup material tanah. Tiak ada akses  yang bisa di lalui sehingga mengakibatkan daerah mereka hingga kini masih terisolir.

Ketua DPRD Rudy Susmanto mengatakan, konsolidasi dengan pihak Lapangan Udara (Lanud) Atang Sanjaya di Kemang sudah dilakukan. Lobi dilakukan  untuk mengoperasikan pesawat Helikopter agar pendistribusian Logistik bisa lancar ke berbagai wilayah terdampak bencana dan terisolir.

“Kami sudah koordinasi dengan Danlanud Atang Sanjaya agar menerjunkan Helikopter, untuk mendistribusikan bantuan kedaerah terisolir dan itu akan dilakukan setiap hari bergantian, sampai akses jalan darat terbuka,” kata Rudy, Jumat (3/1/2020).

Ditempat yang sama, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana Almuharrom menuturkan, selama akses jalan menuju wilayah bencana belum terbuka diharapkan kepada Dinas terkait untuk memaksimalkan segala sesuatunya agar kesulitan masyarakat bisa cepat teratasi.

“Saya Harap Dinas PUPR dan BPBD untuk segera memaksimalkan alat berat dan kerjanya agar akses jalan cepat terbuka supaya masyarakat tidak terisolir,” ujar Aan.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana Almuharrom bersama jajaran TNI meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor

Kades Sukaraksa Dedy Bachtiar menceritakan kisah pilunya kepada Anggota Dewan untuk bisa didengar aspirasi dari kesulitan yang dihadapi oleh warganya.

“Awal kejadian tanggal 1 Januari 2020 sekitar pukul 03.00 WIB, akses darat di Kebon Kalapa dan Cipaganteun sudah sama sekali tidak bisa dilewati akibat longsor.  Jalan raya pun ikut amblas terbawa longsor. Suasana makin mencekam ketika matahari terbit akses dari Desa Sukaraksa sudah terputus,” tandasnya. (Fahri)