Anas Karno salah seorang anggota DPRD Kota Surabaya menemui EAS yang diduduk dikursi roda di Liponsus

Gila, ART di Surabaya Dikasih Makan Bercampur Kotoran Kucing Oleh Majikannya

Loading

SURABAYA (Independensi.com) – DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, siap mengawal dan dampingi EAS (45) seorang asisten rumah tangga (ART) yang diduga mengalami kekerasan fisik dari majikannya selama bekerja.

Menurut Anas Karno salah satu anggota DPRD Kota Surabaya, bahwa kasus yang dialami EAS tidak bisa dibiarkan. Karena, terdapat perbuatan semena-mena yang mengakibatkan seseorang mengalami luka fisik.

“Awalnya saya menerima informasi ada seorang ART, yang mengalami tindak kekerasan oleh majikannya dan sedang menjalani perawatan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Surabaya. Saya langsung datangi lokasinya, untuk memastikan kebenarannya,” ujarnya, Minggu (9/5).

“Melihat kondisi korban saya sangat prihatin, sebab terdapat bekas luka akibat mengalami kekerasan fisik. Seperti, bekas luka di punggung, pergelangan tangan dan kaki yang menurut pengakuan korban ada bekas luka strika di paha,” tuturnya.

Politisi PDI-Perjuangan ini juga berjanji akan membantu kasus yang dialami EAS hingga tuntas. “Akan saya siap kawal dan mendampingi korban dalam kasus ini,” tegas Anas Karno.

“Saya meminta pihak Liponsos, untuk melakukan perawatan intensif kepada EAS hingga luka-luka yang diderita pulih. Jika memang ada hubungannya dengan permasalahan hukum, maka harus di selesaikan secara hukum,” tandasnya

Sementara, Sementara itu, EAS saat menceritakan tindak kekerasan yang dilakukan majikannya mengaku telah bekerja sebagai ART selama 13 tahun. Namun, hanya mendapatkan gaji sekali saja atau digaji hanya sebulan.

 “Cuma sekali saja, saya terima bayaran. Habis itu nggak dikasih lagi,” ucapnya, saat ditemui Anas Karno dan awak media di Liponsos Kota Surabaya.

EAS menambahkan, bila dirinya mengenal majikannya dari seorang makelar penyalur ART yang menawarkan pekerjaan dengan mendapat jaminan tempat tinggal dan makan setiap hari. Bahkan, ia dijanjikan bakal menerima uang tunai atau gajian setiap bulannya.

“Saat bekerja dirumah majikan, saya sering mendapat siksaan. Mulai disetrika, hingga disuguhi makanan yang dicampur kotoran kucing,” tuturnya.

“Awal kejadian saya dikasih makan yang dicampur tahi (kotoran, red) kucing, saat majikan saya bilang. Itu ada tahi kucing kok ga dibuang,? saya bilang iya nanti saya buang. Terus dia bilang lagi, ga usah nanti buat makan kamu. Saya pikir itu bercanda ternyata beneran, saya dikasih makan sama tahi kucing,” ungkap EAS.

Ditanya kenapa kini berada di Liponsos, ia menyatakan dibawah oleh majikannya. “Saya berada di Liponsos ini, dimasukan oleh majikan saya dengan alasan saya mengalami gangguan jiwa,” pungkasnya. (Her)