Konsisten Berinovasi, Kunci SIG Pertahankan Kinerja Tetap Positif

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Kondisi pandemi COVID19 terbukti telah membawa dampak nyata terhadap iklim bisnis dan perekonomian. Dengan terbatasnya mobilitas dan aktivitas serta penurunan daya beli masyarakat, membuat sebagian besar sektor industri terkena imbas dari adanya pandemi. Keadaan serupa juga dirasakan oleh industri semen nasional. Hal tersebut diperparah dengan adanya realokasi anggaran infrastruktur oleh pemerintah, yang secara otomatis menekan permintaan semen domestik ke titik terendah. Jika sebelum pandemi permintaan semen bisa diharapkan tumbuh sekitar empat hingga enam persen per tahun, maka di sepanjang tahun 2020 lalu, realisasi konsumsi semen secara nasional di sepanjang tahun 2020 lalu mengalami defisit hingga 10 persen.

Dikepung kondisi demikian, PT Semen Indonesia Tbk (SIG) sebagai market leader industri semen nasional dituntut untuk memutar otak agar tetap dapat beroperasi dengan baik, sekaligus juga menjaga tren bisnis agar tetap positif. “Upaya kami adalah mempertahankan pangsa pasar dan menjaga optimalisasi utilisasi pabrik demi mencapai efisiensi biaya. Caranya adalah dengan terus menciptakan peluang-peluang lewat inovasi produk dan layanan untuk meningkatkan nilai penjualan,” ujar Direktur Marketing dan Supply Chain SIG, Adi Munandir, dalam Public Expose Live 2021 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/9).

Sebagai perusahaan yang telah bertransformasi menjadi penyedia solusi building material terintegrasi, menurut Adi, sudah menjadi tuntutan logis bagi SIG untuk senantiasa mengembangkan berbagai produk, jasa dan solusi berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini SIG telah memiliki lima merek yang beredar di Indonesia, yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix dan juga Semen Andalas. Satu lagi merek juga dimiliki SIG untuk pasar Vietnam, yaitu Thang Long Cement. “Kami menawarkan produk semen kantung baik serbaguna, maupun semen untuk aplikasi tertentu yang lebih ekonomis, serta berbagai tipe semen curah yang sesuai dengan karakteristik dari tiap jenis proyek, sehingga lebih tepat guna dan efisien. Selain itu, kami juga menyediakan berbagai solusi beton, seperti minimix untuk proyek skala kecil, SpeedCrete untuk proyek konstruksi jalan yang lebih cepat dan bebas macet, dan ThruCrete untuk penyediaan daerah resapan air agar mengurangi risiko banjir,” ungkap Adi.

Dengan berbagai inovasi tersebut, SIG terbukti berhasil mencatatkan pertumbuhan volume penjualan sebesar 5,7 persen pada semester I/2021 lalu. Dari pertumbuhan tersebut nilai pendapatan pun sukses dipertahankan di track hijau, dengan tumbuh tipis sebesar 1,2 persen. Sementara beban pokok pendapatan juga meningkat 3,7 persen seiring dengan tumbuhnya volume penjualan serta peningkatan harga batubara yang notabene merupakan sumber energi yang memiliki porsi cukup signifikan dalam rantai produksi industri semen. “Ujung dari tren positif di atas, pada semester I/2021 lalu SIG sukses mengantongi nilai laba bersih sebesar Rp181,7 miliar, atau tumbuh sebesar 29,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya,” tegas Adi.

(TSP)