Ilustrasi. (Dok/Ist)

Piala Thomas 2020: Indonesia Kalahkan Thailand

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Pemain tunggal putra Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito mempersembahkan kemenangan Indonesia atas Thailand pada laga kedua Grup A Piala Thomas 2020, Senin (11/10/2021) malam WIB. Shesar Hiren mengalahkan pemain  Thailand, Adulrach Namkul di partai terakhir dengan skor 23-21, 10-21, 21-8 dalam waktu 61 menit.

Berlaga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Shesar memastikan Indonesia menang 3-2 atas Thailand. Saat berlaga, Shesar bermain tenang dan fokus meraba permainan lawan. Penguasaan lapangan mulai dari permainan net hingga baseline sangat cermat dimainkan Shesar. Kendati Namkul pun sulit untuk dihentikan, tetapi beberapa, kesalahan pemain Thailand itu dimanfaatkan maksimal Shesar untuk merebut set awal.

Sayang di set kedua, pemain kelahiran Sukoharjo, 3 Maret 1994 justru banyak melakukan kesalahan. Kondisi ini tidak dilewatkan Namkul untuk menekan Shesar hingga merenut set kedua. Memasuki laga set ketiga, Shesar tidak lagi melakukan kesalahan dan melesat unggul dalam 16 menit bermain. Namkul terdikte permainannya dan mental bertanding menurun seiring kesalahan-kesalahan yang dilakukan sendiri.

Sementara itu, ganda putra kedua  Fajar Alfian/Rian Ardianto bermain kompak serta agresif untuk menghentikan duet Thailand   Natthapat Trinkajee/Tanupat Viriyangkura 21-9, 21-12 dalam tempo 30 menit.

Lewat permainan cepat dan penuh variasi, peraih medali perak Asian Games 2018 itu bermain lepas. “Tadi mainnya enak. Bisa keluar semua permainannya,” tutur Fajar usai pertandingan seperti dikutip dari Humas PP PBSI. “Saat main tadi saya tidak memikirkan soal posisi Indonesia yang tertinggal 1-2 lawan Thailand. Kami hanya berpikir ingin main bagus dan maksimal mengeluarkan yang terbaik saja,” tambah Rian.

Di mata Fajar/Rian, lawan hanya bermain monoton. Tidak banyak variasi serangannya. Cuma main power saja. Dengan pola seperti itu, wakil Indonesia ini lebih nyaman meladeni permainan lawan. “Kami lebih nyaman. Serangan-serangan kami lebih bervariasi. Tidak selalu keras dan kencang. Kadang silang, chop, dan ngerem shuttlecock lawan,” kata Rian.

Dari laga srbelumnya, tunggal putra Jonatan Christie juga gagal menyumbangkan angka. Peraih emas Asian Games 2018 itu tidak mampu mengembangkan permainan terbaik dan menyerah kalah kepada Kunlavut Vitidsarn 10-21, 14-21 dalam durasi 47 menit.

Permainan Jonatan tidak berkembang di gim pertama. Jojo sapaan akrabnya, tidak langsung in permainannya.
Akibat kekalahan Jojo, Indonesia pun tertinggal 1-2 dari Thailand. Sebelumnya Anthony Sinisuka Ginting juga kalah lawan Kantaphon Wangcharoen.

Jojo mengakui kekalahannya karena banyak melakukan kesalahan sendiri. Dirinya juga kurang sabar.Menurut asisten pelatih tunggal putra Irwansyah yang mendampingi Jojo bertarung di lapangan, anak didiknya gagal menyumbangkan angka karena dari pola permainannya tidak berkembang. Dari awal sudah tidak mampu mengembangkan permainannya sendiri.

Lawan Main Bagus

Sebelumnya, duet andalan Indonesia di sektor ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses memetik angka. Keduanya menang atas  Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren 19-21, 21-18, 21-13 dalam durasi 61 menit. Jenis shuttlecock yang lamban membuat serangan-serangannya Minions tidak efektif. “Jenis shuttlecocknya lamban, pelan banget,” sebut Marcus.

Kendati demikian, Marcus/Kevin mengaku bersyukur bisa menyumbangkan angka untuk Indonesia. Diakuinya Jomkoh/Kedren tengah bermain bagus dan susah dimatikan. “Bersyukur saja tadi bisa menang. Lawan juga bermain bagus,” ujar Marcus usai laga. “Lawan memang lagi main bagus hari ini. Untuk saya sendiri, banyak yang harus ditingkatkan lagi,” timpal Kevin.

Menurut kepala pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi, tidak mudah buat anak didiknya bermain bagus dengan shuttlecock yang  pelan. Setelah berkali-kali dipukul, si bulu angsa ini akan cenderang megar yang membuat lajunya bertambah jadi pelan. “Jadinya pertandingan tadi mirip permainan ganda putri karena harus lebih banyak mengandalkan tenaga,” tutur Herry.

Untuk bisa menang, Herry berpesan agar pemainnya lebih sabar. Jangan mengumbar tenaga dengan terus menerus menyerang. “Kevin kondisinya juga tidak fresh sekali. Ada hambatan di tangannya. Di gim kedua, mereka harus dipaksa setelah kalah di gim pertama. Selain itu di poin-poin kritis lawan juga banyak melakukan kesalahan sendiri,” papar Herry.