Pembuatan lubang resapan biopori (LRB) di Desa Ciputri, Cianjur, Jawa Barat.

Mahasiswa Geografi UI Edukasi Warga Ciputri Bikin Biopori

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Departemen Geografi, FMIPA UI telah menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai pembuatan lubang resapan biopori (LRB) untuk menanggulangi bencana banjir di Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 27 November 2021 lalu. Kegiatan pengabdian masyarakat ini didukung oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia.

Kegiatan dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Indonesia yang terdiri dari Syahda Arquette Sedana, selaku ketua tim pengabdian masyarakat dan dibantu oleh 10 rekan mahasiswa serta satu dosen pembimbing lapangan, yaitu Dr. Hafid Setiadi, S.Si, M.T. Selain itu, kegiatan ini dihadiri Kepala Desa Ciputri, Nia Novi Hertini, S.Ap.

Rangkaian kegiatan yang melibatkan 17 warga Desa Ciputri ini terdiri atas sosialisasi dan edukasi mengenai kesadaran akan wilayah bencana dan pemanfaatan lubang resapan biopori (LRB) serta mendorong secara aktif program perawatan LRB agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang berkelanjutan. Masyarakat pun terlihat sangat antusias dengan adanya program pemanfaatan LRB di desa mereka.

Kegiatan diawali dengan sambutan Hafid dan Novi. Selanjutnya pemaparan materi mengenai LRB secara singkat yang dilakukan oleh Syahda. Dalam sambutannya, Kepala Desa Ciputri mengungkapkan penghargaannya atas kegiatan Pengmas ini.

“Terima kasih banyak kepada mahasiswa UI yang sudah melakukan pengabdian masyarakat dengan penanaman biopori sebagai pencegahan untuk banjir, mudah- mudahan program ini bisa berkelanjutan dan sebagai stimulan kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan biopori di kehidupan mereka,” ujar Novi.

Foto bersama usai kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa Departemen Geografi UI di Desa Ciputri, Cianjur, Jawa Barat.

Sebagai perwakilan Departemen Geografi FMIPA dan Dosen Pembimbing, Hafid Setiadi mengharapkan bahwa inisiatif mahasiswa ini dapat terus berlanjut di kesempatan berikutnya.

“Kegiatan pengmas ini sepenuhnya adalah inisiatif mahasiswa Geografi UI untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah lingkungan hidup. Namun, kegiatan ini hanya mencakup sebagian kecil dari persoalan lingkungan dan sosial yang dihadapi masyarakat. Tidak seketika akan menjadi solusi. Oleh sebab itu ada harapan yang sangat kuat untuk terus berlanjut serta meluas terutama melalui dukungan semangat dan kebersamaan pemerintah dan masyarakat Desa Ciputri,” ujar Hafid.

Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan terjun ke lapangan untuk melaksanakan praktik pembuatan LRB secara nyata. Pembuatan lubang resapan biopori dilakukan di tiga lokasi yakni RW 05, RW 09, dan Villa Gardenia. Pembuatan lubang resapan biopori di RW 05 dan RW 09 dilakukan bersama dengan masyarakat desa di bawah pengawasan dan arahan oleh mahasiswa dan dosen Departemen Geografi UI. Sementara, pembuatan lubang resapan biopori di Villa Gardenia dilakukan secara mandiri oleh masyarakat desa berdasarkan modul biopori yang telah diberikan oleh Departemen Geografi UI.

Baca juga:

Baru Pertama Kali Naik Pesawat? Simak 7 Tipsnya!

Syahda menilai warga di Desa Ciputri sudah memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan dengan membuat LRB, namun perlu dilakukan penguatan dengan merawatnya agar tercipta program keberlanjutan.

“Pertama-tama, saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan sebuah penanaman biopori, dan kami tinggal merawatnya mungkin, karena menanam itu masalah gampang tetapi perawatan yang agak susah. Mudah mudahan yang telah dilakukan bermanfaat, harapannya kedepan lebih banyak lagi program yang digerakkan terjun ke masyarakat supaya bisa merasakan manfaat dari biopori ini untuk pencegahan banjir,” ujar Ketua RW 09, Dudin.

Pemanfaatan LRB berperan penting menanggulangi bencana banjir. LRB dapat berupa daya serap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurangi genangan air serta resiko banjir akibat meluapnya air hujan. Manfaat lainnya yakni dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah organik biasa. Sampah tersebut akan diurai oleh biota tanah yang akan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman pertanian.