Penanganan banjir di kota Pekanbaru tidak mengalami kemajuan. Wali kota dua periode DR H Firdaus ST MT dinilai gagdl total atasi masalah banjir

Dua Periode Firdaus – Ayat Menjabat, Kota Pekanbaru Tetap Banjir

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Dua periode pasangan Dr H Firdaus ST, MT – H Ayat Cahyadi S.Si menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru periode  2012 – 2017 dan 2017 – 2022 belum mampu membawa perobahan bagi kemajuan kota Pekanbaru. Bahkan persoalan banjir dan sampah yang sudah lama terjadi, belum bisa dituntaskan hingga sekarang.

Pekanbaru tetap langganan banjir, sampah juga bertumpuk dimana-mana, bangunan infrastruktur  gagal, termasuk transportasi.

Untung ada armada yang hanya menggunakan aplikasi, jika tidak, warga Pekanbaru kelimpungan. Konsep yang di usung Pekanbaru Menuju Kota Smart City Madani, hanya sebatas slogan.

Sepuluh tahun memimpin Pekanbaru, persoalan banjir, sampah, infrastruktur hingga transportasi tak dapat diselesaikan.  Pasangan Firdaus-Ayat dapat dikatakan gagal total.

Hal itu dikatakan Rawa El Mady, pengamat kebijakan publik serta aktivis lingkungan kepada wartawan Senin, (16/5/2022) di Pekanbaru.

Rawa El Mady

Sebenarnya kata Rawa El Mady, Pemerintah Kota Pekanbaru sudah punya master plan dalam menangani pengendalian banjir. Dimana master plan itu terdapat di 375 titik, tersebar di beberapa kecamatan.

Akan tetapi sampai akhir masa jabatan Firdaus – Ayat, penanganannya belum dapat diatasi dengan baik.

Sebentar saja hujan deras, sebagian besar ruas jalan di Kota Pekanbaru sudah tergenang banjir.

Namun Walikota Pekanbaru Firdaus saat ditanya wartawan ditengah-tengah suasana banjir yang melanda kota Pekanbaru, Senin, (16/5/2022) menanggapinya dengan santai.

Masalah banjir maupun sampah bukan hanya urusan pemerintah, tapi urusan semua pihak termasuk masyarakat.

Jangan karena banjir dikatakan Wali Kota Firdaus gagal memimpin Pekanbaru. “Apakah Walikota kerjanya hanya mengurus sampah dan banjir,” ujar Firdaus dengan nada tanya.

Sementara Ayat Cahyadi Wakil Walikota Pekanbaru menanggapi banjir masih langganan setiap hujan, menyampaikan permintaan maaf.

Menurut Ayat, untuk menuntaskan persoalan banjir, Pemko Pekanbaru sudah membuat master plane, tapi butuh anggaran miliaran rupiah.

Selain itu kata politisi PKS ini, bantuan dan dukungan dari Pemprov Riau sangat dibutuhkan.

Bahkan masalah penanganan banjir ini sudah pernah disampaikannya dalam Musrenbang bersama anggota DPRD Provinsi Riau daerah pemilihan (Dapil) Kota Pekanbaru.

Kita juga berharap, persoalan banjir ini bisa menjadi skala prioritas oleh Pj Walikota Pekanbaru mendatang.

Kami juga meminta maaf kepada warga Pekanbaru, karena sampai sisa akhir masa jabatan, belum bisa menuntaskan masalah banjir, kata Ayat.

Sebagaimana diketahui, pasangan Firdaus – Ayat akan mengahiri masa jabatan periode kedua, Minggu  22 Mei 2022. Tinggal hitungan hari, Firdaus – Ayat akan meninggalkan kantor megah yang dibangun baru-baru ini di daerah Tenayan.

Menurut Rawa El Mady, visi dan misi pasangan Firdaus – Ayat yang disampaikan diawal, gagal total. Seperti meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional maupun internasional. 

Meningkatkan kualitas SDM melalui peningkatan kemampuan/keterampilan tenaga kerja, pembangunan kesehatan, kependudukan dan keluarga sejahtera.

Mewujudkan masyarakat berbudaya Melayu, bermartabat, dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan takwa, berkeadilan tanpa membedakan satu dengan lainnya serta hidup dalam rukun dan damai. 

Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kwasan industri, pariwisata, serta daerah pinggiran kota.

Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 

Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas memadai dan iklim usaha kondusif. “Itu semua hanya slogan,” kata Rawa El Mady.

( Maurit Simanungkalit)