Sekda Kota Bekasi Reny Hedrawati foto bersama peserta rembuk pencegahan stunting. (humas)

Tekan Angka Stunting,  Pemkot Bekasi Gelar Rembuk Pencegahan

Loading

BEKASI (IndependensI.com)- Dalam rangka mendukung  percepatan pencegahan, menekan angka stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada usia anak hingga dewasa, bahkan sampai lanjut usia di Kota Bekasi, pemerintah daerah setempat  melaksanakan rembuk stunting. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan secara bersama-sama antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD)  dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Sekretaris Daerah Kota Bekasi Reny Hendrawati bersama Plt Tim Penggerak  PKK Wiwiek Hargono Tri Adhianto hadir dalam  pembukaan tersebut, kemarin.  Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati, dan para Kepala OPD, unsur Forkopimda, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas se Kota Bekasi, juga hadir dalam rembuk tersebut.

Di Kota Bekasi, angka kasus stunting telah melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat. Namun kondisi gagal tumbuh pada anak balita ini masih ditemukan dimana tahun 2020 sebesar 10,7% dan tahun 2021 sebesar 7,9% dari sasaran balita di Kota Bekasi. Sehingga Kota Bekasi ditetapkan sebagai lokasi fokus intervensi penurunan stunting sampai dengan Tahun 2024 mendatang, kata Sekda Reny.

Ditambahkan, dari penyebabnya yang multifaktor serta dampak terjadi pada balita dengan kondisi stunting,  membutuhkan perhatian dan peran serta aktif dari berbagai pihak.

“Penyebabnya yang multifaktor serta dampak terjadi pada balita dengan kondisi stunting. Tentunya sangat mengapresiasi dengan kegiatan rembuk stunting, bersama kita perhatikan generasi penerus kita, ini membutuhkan perhatian penuh dan peran aktif dari berbagai pihak,” ujar.

Plt Ketua TP PKK Kota Bekasi Wiwiek Hargono Tri Adhianto menyampaikan pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui dua intervensi,  yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting.

Upaya penurunan dan pencegahan stunting  akan efektif jika intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara kolaborasi dan terintegrasi oleh semua unsur baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat, tambahnya.

Diharapkan melalui rembuk ini, semua pihak perlu bekerjasama dalam mendukung terwujudnya masyarakat dengan konsumsi gizi seimbang, percepatan perbaikan gizi, pemenuhan sanitasi dasar dengan menyusun rencana kegiatan penganggaran sesuai lokus yang kita sepakati bersama dan akan diperluas secara bertahap dengan upaya yang maksimal kita mendapatkan hasil yang baik dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang sehat, produktif dan berdaya saing khususnya bagi masyarakat. (jonder sihotang)