Soal Tragedi Kanjuruhan, FORMASI Minta Jangan Saling Menyalahkan

Loading

JAKARTA (Independensi)- Forum Mahasiswa Indonesia (FORMASI) turut menyikapi tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang.

FORMASI menilai perlu penanganan yang tidak biasa dan simultan. Tetapi harus melibatkan banyak pihak untuk mencari apa yang salah, dan bukan sekedar siapa yang salah.

Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Ketua FORMASI Hasir, Senin (3/10/2022). Terkait penyelenggaraan, menurut dia, Arema dan PSSI sebagai otoritas tertinggi sepakbola Indonesia harus bertanggung jawab.

“Penyelenggara kompetisi dalam hal ini PT. LIB (Liga Indonesia Baru) pun harus bertanggungjawab. Bentuknya seperti apa? Apa cukup hanya dengan menghentikan kompetisi selama 1 minggu!” tegas Hasir.

“Apalagi jumlah korban jiwa sudah mencapai hampir 200 korban jiwa,” imbuhnya.

Menurut Hasir, dalam situasi seperti ini semua saling tuding dan belum ada yang secara ksatria menyatakan pihaknya bertanggung jawab. Apalagi hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari manajemen Arema dan PSSI.

Sebelumnya, tragedi kemanusiaan Kanjuruhan yang menelan ratusan korban diwarnai saling tuding berbagai pihak. Pihak kepolisian menilai tindakan supporter Aremania anarkis, karena masuk ke dalam lapangan dan menyerang pemain serta petugas.

Sementara, Aremania mengatakan polisi keterlaluan, melempar gas air mata ke tribun penonton. Sedangkan, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, Panitia pelaksana (Panpel) menjual tiket melebihi kapasitas. Dan Menpora Amali mengatakan, harus ada yang bertanggung jawab dalam tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang.

“Dalam pernyataan ini saya pun turut menyampaikan agar tidak terjadi saling menyalahkan antar pihak dan semua pihak agar melakukan tanggung jawab masing-masing ” ujar Hasir.

“Hentikan saling menyalahkan, saatnya semua melakukan tanggung jawabnya masing-masing untuk keadaan saat ini dan yang kita harapkan di masa depan untuk kemajuan sepakbola Indonesia,” tambahnya.

Kemudian FORMASI meminta kepada pihak-pihak terkait untuk mempersiapkan trauma healing bagi korban dan keluarganya.

“Meski kejadian di Malang, tapi ada beberapa korban dari luar kota. Tentunya, Pemprov Jatim harus menyediakan itu,” kata Hasir. (HD).