Foto: General Manager of CSR SIG Edy Saraya (kanan) menyerahkan bantuan food truck kepada penyandang disabilitas Panti Karya Hephata, Bicardo Siburian (kedua kanan) di Kantor HKBP, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.

SIG Berdayakan Komunitas Disabilitas di Toba, Dengan Serahkan Bantuan Food Truck

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Partisipasi SIG sebagai perusahaan BUMN dalam ajang F1 Powerboat 2023 Danau Toba, kegiatan yang merupakan bagaian dari promosi wisata itu. Di wujudkan dengan menyerahkan bantuan food truck untuk penyandang disabilitas di Panti Karya Hephata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.  

Bantuan yang merupakan hasil kerja sama antara SIG dengan PTPN IV, diserahkan oleh GM Corporate Social Responsibility (CSR) SIG, Edy Saraya kepada Kepala Panti Karya Hephata, Pdt. Binsar Nababan di kantor HKBP, Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, bantuan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan terutama kepedulian terhadap disabilitas.

“Kami ingin turut hadir dan membantu peningkatan produktivitas penyandang disabilitas, serta mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Sebagai upaya percepatan peningkatan perekonomian di daerah Sumatra Utara, khususnya Danau Toba yang menjadi destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya, Jumat (3/3).

“Bantuan ini juga selaras dengan arahan Kementerian BUMN, untuk penyaluran program bantuan tepat sasaran berdasarkan pemetaan kebutuhan dan kepentingan (social mapping),” tuturnya.

Kepala Panti Karya Hephata, Pdt. Binsar Nababan menjelaskan, Hephata berasal dari bahasa Yunani yang berarti terbuka. Karena itu, ia berharap karya Panti Hephata membantu cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas, sekaligus terbuka untuk seluruh karya penyandang disabilitas.

“Saat ini, ada 23 penyandang disabilitas yang telah diasuh dan dibina Panti Karya Hephata dan berhasil menghasilkan berbagai macam produk kreatif. Seperti, Kopi Racikan Mertua, kukis kopi, kerupuk olahan ikan, bubuk jahe merah, lilin, dan pernak-pernik gantungan kunci,” ungkapnya.

“Anak-anak (penyandang disabilitas) di sini, memiliki beragam keterampilan sesuai dengan minat atau bakat. Karena itu, kita adakan beragam kegiatan yang sesuai dengan minat mereka. Bahkan, kita punya produk lilin yang dibuat tunagrahita dan pelatihnya pun tunarungu dan wicara,” sambungnya.

Ditambahkannya, Panti Karya Hephata telah menjadi rumah bagi 68 penyandang disabilitas yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Srta melayani dan mendampingi 803 para penyandang disabilitas yang tersebar di 7 kabupaten/kota di Sumatera Utara.

“Produk lilin kita ini boleh diadu. Kalau kondisi normal tidak ada angin, lilinnya tidak meleleh. Ada juga anak kita tunagrahita yang bisa buat manik-manik untuk gantungan kunci,” tukasnya.

Sementara, salah seorang anak asuh Panti Karya Hephata, Bicardo Siburian dengan dibantu penerjemah, menyampaikan terima kasih kepada SIG atas bantuan food truck. Dia mengaku senang karena bantuan ini akan memudahkannya menjual kopi.

Selain memiliki kemampuan dalam menyajikan kopi (barista), pria berusia 29 tahun ini juga terampil membuat kerajinan manik-manik untuk dijadikan gantungan kunci, serta kerajinan dari akrilik.

Berkat kecerdasan dan keterampilannya tersebut, lulusan D3 Komputer ini difasilitasi untuk mengikuti pelatihan barista untuk disabilitas yang diadakan oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Yogyakarta. (Mor)