Rombongan gajah masuk tol Pekanbaru - Dumai

Gawat…., Gajah Masuk Jalan Tol KM 73 Pekanbaru – Dumai

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) –Jalan tol merupakan lintasan kenderaan bebas hambatan.

Gawatnya, kali ini Rabu, (15/2) sekitar pukul 6,20 pagi, di jalan tol Pekanbaru – Dumai (Permai) tepatnya di kilometer 73, dengan santainya seekor gajah melintas.

Melihat hewan badan besar itu, sontak menarik perhatian pengendara yang sedang melintas di jalan tol.

Untung kendaraan tidak begitu ramai melintas, sehingga tidak memicu adanya kecelakaan berlalu-lintas.

Kejadian gajah melintas di jalan tol ini, baru pertama kali terjadi sejak dibangun jalan tol Pekanbaru – Dumai.

Hal itu disampaikan Gede Indrayana Branch Manager Tol Pekanbaru – Dumai saat dihubungi wartawan melalui telepon selulernya, Rabu (15/2) sore dari Pekanbaru.

Lebih lanjut Gede Indrayana menjelaskan, gajah masuk jalan tol itu di kilometer 73 daerah Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, Riau.

Gajah sempat merusak pembatas pansel tol dan ini merupakan pertama kali terjadi.

Hingga saat ini belum di ketahui bagaimana caranya gajah tersebut bisa masuk ke dalam tol.

Sebenarnya kata Indrayana, sudah ada jalur khusus terowongan dibangun untuk lintasan gajah.

Jarak gajah masuk ke dalam tol tidak jauh dari terowongan.  Hanya saja kata Indra, gajah tidak lama berada di tol, hanya satu menit.

“Setelah merusak panel pembatas, gajah langsung menyeberang menuju daerah lain,” ujar Indra.

Dijelaskan, jarak gajah dengan tol sebenarnya ada sekitar 2 kilometer, ini terpantau karena gajah bernama Codet itu dipasang GPS collar.

Terkait keberadaan gajah masuk jalan tol ini, pihak tol Pekanbaru – Dumai (Permai) sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.

Pihak BBKSDA sudah datang ke lokasi untuk memantau gajah.

Untuk terowongan yang dibangun tidak begitu jauh dari lokasi, Indra menyebut sudah dua kali dilintasi gajah.

Gajah itu masih sama dengan gajah yang masuk ke tol yaitu  gajah yang bernama si Codet, kata Indra. (Maurit Simanungkalit)