PTS di Jakarta Deklarasikan Antiradikalisme, UTA’45 Sudah Lakukan Sejak Lama

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Ratusan perguruan tinggi swasta (PTS) yang tergabung dalam Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III melakukan deklarasi antiradikalisme di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Deklarasi antiradikalisme tersebut turut dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. “Deklarasi ini merupakan program yang dilakukan pemerintah untuk memelihara kebangsaan,” ujar Nasir.

Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro itu menambahkan perguruan tinggi haruslah menjadi lembaga yang meneladani masyarakat. Perguruan tinggi juga perlu mendukung sepenuhnya kegiatan positif dalam kerukunan hidup bermasyarakat, cinta Tanah Air, wawasan kebangsaan dan kemandirian.

Dalam kesempatan itu, Menristekdikti juga berharap agar perguruan tinggi sanggup menjawab kebutuhan pasar. “Misalnya kalau di program studi hukum, kita belum ada hukum tata negara, hukum laut dan lain-lain. Maka kalau perjanjian laut, kita kalah terus. Selama ini, kita tidak melihat perubahan negeri yang begitu cepat”.

Ketua Kopertis III, Illah Sailah, mengharapkan deklarasi ini tidak sekadar retorika atau seremoni belaka, namun diterapkan di setiap perguruan tinggi. “Mudah-mudahan bukan sekedar retorika dan seremoni. Tapi bahu-membahu. Mari kita bebaskan kotak-kotak. Kita Indonesia, perguruan tinggi harus menjadi etalase Indonesia. Tidak boleh lagi ada konflik, yayasan dan pengelola,”kata Illah sebagaimana dikutip Antara.

Illah mengatakan perguruan tinggi dibawah Kopertis III sangat mendukung antiradikalisme dengan cara perbaikan kurikulum, pembimbingan kepada mahasiswa maupun perbaikan dalam manajemen perguruan tinggi. “Perguruan tinggi harus menjadi lembaga yang meneladani masyarakat, harus menjadi menara air bukan menara gading,”tambahnya.

Ketua Dewan Pembina Universitas 17 Agustus 1945 (UTA’45) Jakarta, Rudyono Darsono (tengah) berfoto dengan masyarakat di area car free day pada hari Minggu, 17 September 2017

Mahasiswa UTA’45 Jakarta

Di bagian lain, salah satu universitas swasta di Jakarta yang gencar mengkampanyekan antiradikalisme adalah Universitas 17 Agustus 1945 (UTA’45) Jakarta. Kegiatan antiradikalisme itu sudah dilakukan sejak lama. “Kampus nasionalis ini juga merupakan perguruan tinggi yang mengajarkan mata kuliah Pancasila secara konsisten dengan mempraktekkan di lapangan,”Ketua Dewan Pembina UTA”45, Rudyono Darsono  yang aktif hadir di acara sosialisasi Pancasila, termasuk pada hari Minggu (17/9/2017).

Setiap mahasiswa/mahasiswa UTA’45, Kata Rudyono, wajib ikut mensosialisasilan Pancasila selama beberapa semester perkuliahan. Salah satu lokasi yang dipilih adalah Jalan Sudirman-Thamrin yakni pada hari Minggu bertepatan dengan car free day. “Kegiatan sosialisasi Pancasila itu sudah dilakukan sejak lama,” tuturnya.

Menurut Rudyono, kampanye dan sosialisasi pemahaman Pancasila sebagai pemersatu bangsa tidak mudah. Ada saja hambatan. Dicontohkan, ketika kegiatan itu digelar pada hari Minggu 17 September 2017 di mana ada anggota Kepolisian yang tidak mengizinkan kampanye sosialisasi Pancasila dengan alasan tidak memiliki izin keramaian.

“Tapi Tuhan sungguh baik, setelah mahasiswa bersikeras untuk mengadakan sosialisasi Pancasila kepada masyarakat demi persatuan bangsa, anggota kepolisian itu lalu pergi dan anak-anak mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta bisa melanjutkan kegiatannya,” tambah Rudyono.

 

One comment

Comments are closed.