Ilustrasi reklame Asian Games 2018. (Dok/Ist)

Jumlah Pertandingan Masih Bisa Direduksi

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) menyatakan, jumlah pertandingan Asian Games sebanyak 462 nomor pertandingan masih mungkin berubah menyusul konfirmasi keikutsertaan negara-negara peserta pada April hingga Mei 2018.

“Kami tidak dapat memaksakan negara peserta untuk ikut dalam Asian Games. Jika ada pertandingan olahraga yang diikuti kurang dari enam negara peserta, pertandingan itu akan dihapuskan dan tidak dapat diganti pertandingan dari cabang lain,” kata Deputi I Bidang Sport and Games Operation Harry Warganegara usai Rapat Koordinasi Komite Asian Games, Minggu (14/1).

INASGOC, menurut Harry, akan menunggu konfirmasi keikutsertaan atlet-atlet dari 45 negara Asia dalam Asian Games pada April hingga Mei. Konfirmasi itu juga berarti negara peserta turut menyertakan nama atlet dan ofisial mereka ke situs resmi Asian Games 2018. “Jumlah nomor pertandingan yang telah disepakati sebanyak 462 nomor, kita akan melihat perkembangannya nanti apakah akan menjadi 400, 410, 450, atau tetap 462 nomor pertandingan,” kata Harry.

Lebih jauh Harry meminta pengurus cabang olahraga yang menjadi unggulan kontingen Indonesia untuk merebut medali Asian Games agar memastikan kehadiran peserta negara lain sehingga memenuhi jumlah minimal peserta yaitu enam engara. “Jangan sampai peserta yang ikut dalam nomor andalan Indonesia kurang dari enam peserta karena akan terhapus,” ujarnya.

INASGOC mencatat kejuaraan uji coba Asian Games pada 10-24 Februari akan diikuti 21 negara peserta dari 32 negara Asia yang diundang oleh Indonesia. “Kami masih akan menunggu penambahan peserta hingga Rabu (17/1), terutama untuk cabang olahraga bola basket, bola voli, dan sepak bola yang belum memenuhi jumlah minimal empat negara peserta,” kata Harry. Kejuaraan uji coba pada Februari akan ajang kolaborasi semua bidang INASGOC untuk menggelar pertandingan baik dari bidang registrasi peserta, bidang transportasi, akomodasi, catering, penyiaran, dan sistem teknologi informasi, termasuk para sukarelawan.