Supaya Lebih Adil, Seleksi Masuk PTN Akan Dilakukan Lembaga Independen

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebaiknya dilakukan oleh lembaga independen. Selama ini seleksi penerimaan masuk PTN dinilai tidak adil.

“Melalui lembaga yang independen akan  lebih adil bagi calon mahasiswa. Mereka tes beberapa kali, sementara dari sisi perguruan tinggi dapat mengukur kompetensi dengan lebih akurat,” ujar pemerhati pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefijanto di Jakarta, Minggu (14/1/2018).

Menurut Totok Amin Soefijanto, dengan lembaga independen yang melakukan tes maka sama seperti seleksi calon mahasiswa di Amerika Serikat, yang menggunakan skema SAT Reasoning Test atau SAT yang dilakukan lembaga independen.

Totok mengatakan selama ini penerimaan mahasiswa baru di Tanah Air, belum berdasarkan tes minat dan bakat, serta kompetensi dasar untuk bidang studi yang dituju.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan ke depan tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) melalui pusat tes. “Selama ini, SBMPTN selalu melalui tulis dan sangat tinggi risiko kebocoran soalnya,” kata Menristekdikti, Mohamad Nasir.

Menurut Mohamad Nasir, apa yang diujikan juga belum tentu pas, yang kita lihat adalah, yang dilihat adalah potensi dari anak itu, karena terkadang pada saat anak di sekolah kurang rajin, karena terbatas oleh fasilitas sekolahnya. Kemudian ada anak SMA satu fasilitasnya lengkap tersedia semuanya. Ini kan nanti hasil SBMPTNnya akan beda.

Padahal, kemampuan akademiknya sangat mungkin sama. Melalui pusat tes itu, pihaknya yang mencoba sistem tes seleksinya tidak seperti itu lagi.

Sementara itu, Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN/SBMPTN), Ravik Karsidi, mengatakan melalui pusat tes tersebut dapat menjangkau lebih banyak siswa.

Melalui mekanisme itu, siswa dapat menggunakan perangkat gawainya sendiri yang kemudian diverifikasi oleh pihak panitia. Pelaksanaannya pun bisa dimulai ketika anak di semester lima kelas XII SMA. Pihaknya baru akan memulainya pada 2019. Jadi prinsipnya beri kemudahan semudahnya kepada masyarakat untuk mengikuti tes seleksi,” cetus Ravik.