Tim nasional Iran

Iran Sebut Nike Keliru

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pemain Iran, Karim Ansarifard, menyebut “yang dilakukan Nike terhadap kami amat keliru”. Komentar itu disampaikannya setelah Iran mengalahkan Maroko 1-0 pada penyisihan Grup B Piala Dunia 2018 di St Petersburg, Rusia, Jumat (15/6/2018).

Nike membatalkan kontrak sebagai sponsor sepatu untuk tim nasional Iran jelang Piala Dunia berlangsung. Produsen perlengkapan olahraga Amerika Serikat itu membatalkan dukungannya terkait sanksi ekonomi global atas Iran.

“Saya enggan berkomentar banyak atas hal ini. Tapi saya bisa bilang bahwa sebagai pemain sepakbola, kami tidak mau mencampuradukkan masalah diplomatik dan politik dengan olahraga,” kata Ansarifard seperti dikutip ESPN, Sabtu (16/6/2018).

Iran menang berkat gol bunuh diri pemain Maroko, Aziz Bouhaddouz, sekitar lima menit memasuki injury time. Kemenangan tipis ini menempatkan Iran di puncak klasemen sementara Grup B, di atas Spanyol dan Portugal yang bermain 3-3 di Sochi.

Pemain sayap Iran, Alireza Jahanbakhsh, ikut mengecam Nike. “Sebenarnya kami tidak begitu peduli. Tapi yang mereka lakukan memang agak menghina,” kata Jahanbakhsh.

“Menurut saya – juga beberapa pemain di tim ini – politik tidak boleh dihubungkan dengan olahraga. Sepakbola adalah olahraga yang menyenangkan dan indah. Kita tidak boleh mencorengnya dengan masalah seperti ini,” ujarnya.

“Kami amat menyesali keputusan yang mereka ambil. Mungkin mereka terpaksa melakukannya. Tapi perlu diingat bahwa sekarang mereka punya citra yang buruk di mata sekitar 80 juta orang Iran,” kata Jahanbakhsh.

Pelatih Iran, Carlos Queiroz, yang menuntut Nike minta maaf, sepakat dengan pendapat pemainnya.

“Kami berlatih dan bermain dalam keadaan yang buruk. Kami tidak punya lapangan, tidak punya pusat pelatihan, dan tidak mendapatkan laga persahabatan karena sanksi. Tapi saya punya kewajiban untuk mengatakan, ‘biarkan pemain saya bermain sepakbola’. Mereka hanya pemain,” ujar pelatih asal Portugal itu.

“Biarkan mereka menikmati sepakbola seperti pemain lain di dunia. Mereka tidak bersalah. Mereka hanya ingin mengekspresikan diri dan bermain sepakbola,” kata Queiroz.

Kemenangan atas Maroko menjadi sukses kedua Iran di ajang Piala Dunia, setelah mengalahkan Amerika Serikat di Piala Dunia 1998.

“Luar biasa. Ini hari yang istimewa buat kami dan negara kami. Hari ini 80 juta orang bergembira di seluruh penjuru Iran,” kata Jahanbakhsh.

“Kami yakin bahwa kami bisa melakukan sesuatu jika kami terus bermain sebagai tim dan itulah yang kami lakukan. Kami masih takjub. Saya menangis begitu pertandingan selesai dan masih merinding saat kami membicarakannya,” ujarnya.

Iran akan menghadapi Spanyol pada 20 Juni 2018 dan bertemu Portugal lima hari kemudian.