Pengibaran bendera peserta menjadi tanda dibukanya perhelatan Indonesia Para Games Invitational Tournament di Para Games Village, Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/6). Turnamen ini akan berlangsung 27 Juni-3 Juli 2018 menjadi ajang uji coba menjelang Asian Para Games 2018 dan diikuti 13 negara termasuk Indonesia sebagai tuan rumah. (Istimewa)

INAPGOC Gelar Ajang Ujicoba

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari yang akrab disapa Okto, secara resmi membuka Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018 di Para Games Village, Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/6). Perhelatan ini menjadi ajang uji coba gelaran Asian Para Games 2018 yang digelar pada 6-13 Oktober 2018. Gelaran ini akan memainkan cabang atletik, bulutangkis, renang, tenis meja dan bola basket mulai 27 Juni hingga 3 Juli mendatang.

Okto mengatakan, Indonesia Para Games Invitational Tournament 2018 ini akan menjadi sarana untuk menguji kesiapan sistem dan juga sumber daya manusia INAPGOC dalam menghadapi gelaran Asian Para Games 2018. “Pada test event ini kami ingin mendapatkan feedback agar kami bisa mendapat rujukan pada pelaksanaan Asian Para Games 2018 nanti. Hari ini di Para Games Village, kita bersama saksikan upacara penaikan bendera dari 13 negara peserta Indonesia Para Games Invitational Tournament. Semoga ini jadi tanda bahwa kita siap menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018,” ujar Okto.

Lebih jauh Okto mengatakan, INAPGOC akan fokus pada tiga parameter penting, yaitu olahraga, para games village, dan transportasi. Pasalnya, ketiga hal tersebut selalu menjadi hal yang menjadi titik berat evaluasi setiap pertemuan dengan Asian Paralympic Committee (APG). “Seperti transportasi, kami akan menguji sistem dari kedatangan, diantar ke para games village, kemudian kami antar ke tempat latihan dan kompetisi, hingga diantar kembali ke gerbang di mana mereka akan kembali ke negara masing-masing,” ujarnya.

Mengenai aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas, Okto mengatakan bahwa Asian Para Games 2018 harus menjadi titik awal bahwa Indonesia, khusunya Jakarta, adalah tempat yang ramah untuk penyandang disabilitas. “Sejak awal kami diamanahkan untuk menjadi panitia pelaksana, kami langsung membangun awareness tentang disabilitas dan langsung berkoordinasi dengan stakeholder, utamanya Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian PUPR untuk menyampaikan bahwa Indonesia harus siap untuk menjadi negara yang lebih ramah penyandang disabilitas,” ujar Okto.

Dalam upaya mewujudkan itu, pihaknya sudah menjalin komunikasi intensif dengan Pemprov DKI Jakarta dan para pemangku kepentingan terkait lainnya untuk memastikan suksesnya acara ini. Tercatat 13 negara akan tampil diperhelatan ini diikuti 408 atlet dan memperebutkan 222 medali.

Turnamen ini akan menggunakan sedikitnya lima lokasi pertandingan yang berada di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Stadion Madya akan menjadi lokasi pertandingan atletik, diikuti Aquatic Center untuk cabang renang, Hall Basket untuk cabang bola basket, Gedung Asia-Afrika untuk cabang tenis meja dan Istora Senayan menjadi lokasi pertandingan bulutangkis.