Kepala BNPT Suhardi Alius memberikan kuliah umum di kampus UI, Depok, Jumat (24/8/2018). (Foto: Dokumentasi BNPT)

Mahasiswa Harus Dijauhkan dari Paham Negatif

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Mahasiswa sebagai calon penerus dalam memimpin bangsa Indonesia ini kedepannya nanti, tentunya harus dibentengi dari hal-hal yang bersifat negatif. Seperti halnya paham-paham radikal yang bersifat negatif seperti intolerasi, anti-NKRI, anti-Pancasila dan penyebaran paham-paham takfiri harus dijauhkan dari diri mahasiswa.

Untuk itulah Kepala Badan Nasional Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Drs Suhardi Alius, MH, selalu konsen dalam membentengi para mahasiswa agar terhindar dari penyebaran paham-paham radikal negatif tersebut.

Kali ini Kepala BNPT memberikan kuliah umum kepada sekitar 7.000 mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) dengan tema Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme di Balairung,  kampus UI, Depok, Jumat (24/8/2018). Kepala BNPT menjelaskan bahwa kuliah umum ini sebagai upaya untuk mempersiapkan generasi muda dalam memimpin bangsa ini ke depannya.

“Kita membantu semua universitas, termasuk Universitas Indonesia. Di sinilah kawah candradimuka, bahkan para pemimpin-pemimpin nasional juga lahir dari Universitas Indonesia, untuk itu saya berikan pencerahan kepada adik-adik mahasiswa ini mengenai bagaimana mengidentifikasi, bagaimana menghindari hal-hal yang sifanya negatif,” ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius.

Mantan Kabareskrim Polri ini meminta kepada para mahasiswa fokus belajar demi mencapai cita-cita untuk menjadi generasi penerus yang luar biasa dalam upaya  mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jadi kami berikan mereka pemahaman dan guidance, kami asistensi semua, dari dosen sampai rektor Universitas Indonesia untuk ikut mengurus semua masalah yang bersifat negatif. Fokuslah belajar mengajar sehingga nantinya betul-betul mendapatkan sumber daya manusia yang baik untuk negeri Indonesia ini,” kata alumnus Akpol tahun 1985 ini.

Lebih lanjut mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelakan bahwa, bulan April lalu BNPT telah melakukan kerjasama bersama UI dengan menandatangani MoU yang mencakup di bidang penelitian, di bidang pencerahan, pemahaman-pemahaman serta kerja sama di bidang pengabdian masyarakat. MoU yang telah ditadatangani sebelumnya bisa didukung dengan hasil-hasil riset dan penelitian dari UI sehingga dapat menentukan formula dan cara yang tepat dalam menangkal radikalisme di lingkungan kampus.

“Kita ingin supaya mahasiswa ini mempunyai daya tahan ataupun resilience yang cukup untuk menghadapi perubahan dinamika global yang sangat luar biasa itu,” tutur mantan Sestama Lemhanas RI ini.

Pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengaku sangat peduli dalam memberikan pembekalan kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia sebagai upaya untuk mempersiapkan para generasi muda dalam memimpin bangsa ini ke depannya.

“Itu yang paling utama, paling pokok adalah harus kita persiapkan generasi muda kita agar berkualitas sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan yang sangat luar biasa ini,” ujar Komjen Suhardi Alius.

Sementara itu dalam kuliah umumnya mantan Wakapolda Metro Jaya ini  juga menegaskan pentingnya penguatan nasionalisme guna menghadapi ancaman ideologi transnasional. Menurutnya dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, nilai-nilai kebangsaan yang ada mulai tergerus sehingga memudahkan anak muda untuk disusupi paham-paham radikal.

“Teknologi informasi saat ini itu udah tidak ada batasnya, udah borderless, gadget ada dimana-mana, memang ada sisi positifnya, tapi banyak juga sisi negatifnya, dari sini anak muda dijadikan target brain washing. Kita harus bisa cegah, harus bisa kita imbangi, karena itu kami dari BNPT merekrut duta damai dunia maya, generasi muda untuk melawan radikalisme, dimana mereka menggunakan bahasa milenial sehingga bisa diterima cepat oleh generasinya,” paparnya.

Sementara itu Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met, mengatakan kalau selama ini pihaknya sudah berusaha menyikapi permasalahan radikalisme di dalam kampus  dengan memberikan mata kuliah kepribadian, melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (K2N), aksi kebangsaan, serta memiliki forum-forum yang menciptakan keberagaman.

“Itu menjadi satu kekuatan di UI ini. Kita ingin memotivasi mereka bahwa mereka itu adalah agen agen perubahan. Oleh karena itu apapun paham-paham yang mengarah kepada intoleransi itu kita cegah dari sedini mungkin,” ujar Prof Dr. Ir Muhammad Anis.

Anis mengakui bahwa radikalisme negatif  bukan hanya sekedar bahaya nasional saja, tetapi sudah menjadi bahaya secara global  Oleh karena itu pendidikan menjadi kunci utama dalam melindungi para generasi muda. “Jadi dengan punya bekal pendidikan dilatar belakangi dengan nilai-nilai kebangsaan Insya Allah mereka bisa menjadi agen  untuk mencegah juga kedepannya,” katanya mengakhiri.