Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. (foto istimewa)

Caleg PDIP Diminta Cetak Sejarah dan Menangkan Jokowi-Ma’ruf Amin

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memberikan pembekalan terhadap calon anggota legislatif (caleg) DPR  di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat.

Dalam sambutannya dalam acara Sekolah Partai PDIP, Kamis 25 Oktober 2018, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, meminta para caleg mencetak sejarah untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Caranya, kata Hasto, caleg bergerak ke masyarakat, masuk ke ruang-ruang publik dan hadir di tengah masyarakat.

“Kuncinya bergerak ke bawah, ke masyarakat. Sampaikan salam dari Ibu Megawati, salam dari Pak Jokowi. Jadikan Bung Karno, Ibu Mega, dan Pak Jokowi sebagai narasi perjuangan dengan bergerak ke rumah-rumah rakyat,” tutur Hasto dalam keterangan tertulisnya.

Hasto mengatakan pemimpin hebat muncul dari dialektika dan pergulatan dengan rakyat. Proklamator, Bung Karno lahir dari pergulatan di tengah rakyat, menyelami kebatinan rakyat yang saat itu terjajah, dan menyajikannya lewat tulisan penuh semangat juang.

Dia juga berkisah dan berbagi kiat tentang kepemimpinan Jokowi yang berhasil hadir bersama rakyat sehingga dipercaya menjadi wali kota, gubernur hingga menjadi presiden.

Jokowi mengatakan, kuncinya tulus menyapa rakyat dengan menyalami mereka. “The power of salaman. Kebiasaan beliau tak habis ketika beliau jadi presiden sekalipun. Maka anda pun harus bisa mengikuti demikian saat datang ke rumah-rumah,” pinta Hasto.

Dia mengakui tidak mudah menjadi caleg di pemilu dengan nuansa liberal seperti saat ini. Namun harus selalu diingat, PDIP adalah partai dengan sejarah panjang, telah mengalami berbagai peristiwa yang menggembleng mentalitas kadernya. PDIP kini tetap kuat dengan basis massa solid, dengan kekuatan Soekarnois dibelakangnya.

Artinya, lanjut Hasto, para caleg harus memiliki disiplin dan loyalitas yang semangatnya tak pernah mudah luruh.

Dia juga menceritakan pengalaman Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada masa lalu yang selalu berusaha dihambat kekuasaan, namun terus setia dengan perjuangan ideologis lewat partai.

“Bu Mega dalam masa sulit pernah berkampanye di Demak. Saat itu tidak ada yang berani datang, paling hanya sekitar 50 orang. Saat itu loyalis Bu Mega hanya berani mendengar pidato Ibu dari balik pintu dan jendela rumahnya. Itulah perjuangan dan proses jadi pemimpin. Jangan kecil hati,” kata Hasto.(budi/ist)