Ajie dan Nico berfoto bersama peserta saat menembus babak 16 besar Baller Time. (Istimewa)

Ajie dan Nico Tuai Pujian

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Niatan dua pebasket Indonesia,  Muhammad Surajie (Ajie) dan Andreas Nico Lukifala (Nico) untuk mencatatkan prestasi pada debut mereka di kejuaraan dunia freestyle basket urung terwujud. Keduanya hanya bisa mencapai babak 8 besar pada kejuaraan dunia basket freestyle Baller Time, yang berlangsung di Taiwan, Minggu (9/12/2018).

Akan tetapi, penampilan keduanya menuai pujian. Terlebih, keduanya juga terhenti setelah menghadapi lawan yang akhirnya tampil sebagai juara. Nico harus mengakui ketangguhan frestyler asal Amerika Serikat, Rashaun a.k.a The Basketball Man yang merupakan juara Baller Time 2018. Sedangkan Ajie disisihkan Yuya, freestyler dari Jepang yang menjadi runner-up kejuaraan tahun ini.

“Setelah melihat berbagai macam gerakan Ajie, saya dan Rashaun “The Basketball Man” sepakat Ajie memiliki gaya yang tidak sama dengan peserta lain. Ajie memang pantas berada di kompetisi ini, karena dia berbeda. Dia entertainer basket sejati, sama seperti saya, dan Rashaun,” puji Kalani, freestyler asal Hawaii, Amerika Serikat, yang menempati peringkat tiga kejuaraan Baller Time 2018.

Di kompetisi ini, Ajie memang sengaja menampilkan gerakan-gerakan mengolah bola basket dengan karakteristik Indonesia. Ia senang banyak yang menyukainya walaupun akhirnya gagal merengkuh juara. “Pujian pun tak henti-hentinya kami dapatkan seusai laga. Maybe we loose, but we win people’s heart,” cerita Ajie, sang Juara nasional freestyle basket 2011 dan 2012 penuh semangat.

Nico menambahkan, tampil dan ikut kejuaraan di level dunia sangat berbeda. Suasana dan atmosfer membuat para peserta terpacu untuk menunjukkan performa terbaik. “Untuk bisa terus melaju ke babak selanjutnya, peserta harus punya big move di setiap putaran. Saya sungguh beruntung bisa berada di sini, karena saya jadi bisa banyak belajar dan saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Bertemu peserta yang hebat, otomatis bikin saya jadi makin hebat,” kata Nico, yang pernah menjadi juara nasional freestyle basket 2016 dan 2017.

Nico dan Ajie (Ist)

Lebih jauh Ajie yang merupakan pebasket atraksi senior ini, mengaku sempat berpikir  ini akan menjadi battle terakhirnya. Dia berencana pensiun dan tidak akan ikut battle lagi, sekembalinya dari Taiwan. Ajie akan berbagi ilmu dan pengalaman yang dia dapat di Taiwan kepada freestyler-freestyler baru di Indonesia. Tetapi kemudian, rencana itu menguap. Battle di Taiwan telah membakar api semangatnya untuk berlatih lebih keras lagi. Ia ingin tampil kembali pada kejuaraan internasional berikutnya.

“Ternyata ajang Baller Time membuat saya semakin percaya diri, semangat dan jiwa berkompetisi saya jadi kembali lagi. Pokoknya tahun depan saya harus kembali dan lebih baik, agar dapat merebut juara,” kata Ajie yang saat ini menjabat posisi Ketua Divisi Freestyle Basket di Asosiasi Bolabasket Seni Indonesia (ABSI)

Nico pun merasakan hal yang sama dengan seniornya. Setelah bertemu banyak pelaku bolabasket seni dunia yang lebih hebat dari dirinya, Nico berjanji untuk berlatih lebih keras lagi agar dapat kembali  pada  kejuaraan freestyle basket tingkat dunia tahun depan. Pria yang punya nama alias Lollipop ini bertekad menjadi yang terbaik. “Ikut battle freestyle di luar negri, bikin saya ketagihan. Mulai besok, saya harus sering menabung biar tahun depan bisa ikutan battle freestyle basket di Jepang dan Taiwan,” tegas Nico.

Asosiasi Bolasbasket Seni Indonesia (ABSI) yang mengirim mereka berdua mengapresiasi perjuangan Ajie dan Nico. ABSI berharap cerita dan pengalaman ini nantinya dapat menjadi bekal dan motivasi yang berbeda untuk mereka. Satu hal yang dapat dipetik dari ini semua adalah, untuk menjadi yang terbaik itu butuh usaha, kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari banyak pihak.

“Scene freestyle basket di Indonesia itu belum besar, jadi mari sama-sama kita bangun scene ini. Saling support dan saling peduli, satu dengan yang lain. Hanya dengan begitu, kita akan semakin kuat. Semoga kedepan ABSI bisa terus mewadahi dan mewujudkan mimpi teman-teman semua, para pelaku bolabasket seni kebanggaan negri.” tambah Richard Insane Latunusa, Ketua ABSI.

Hasil maksimal sudah diperlihatkan oleh mereka berdua. Walau mereka berdua tidak begitu banyak mendapatkan dukungan, tapi inilah yang mereka dapat berikan untuk goresan cerita perjalanan freestyle basket Indonesia bersaing di level dunia. ABSI sangat berterima kasih untuk doa dan dukungan pecinta basket Tanah Air untuk Ajie dan Nico. Semoga tahun depan lebih banyak lagi para pelaku bolabasket seni yang ikut beraksi dan ambil bagian, demi mengharumkan nama Indonesia.