Kepala BNPT Boy Rafli Amar menjadi pembicara dalam Silaturahmi Kebangsaan di The Sunan Hotel, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020).

BNPT Menggelar Silaturahmi Kebangsaan di Jateng

Loading

SURAKARTA (IndependensI.com) – Mengedepankan kesejahtearaan dengan melakukan pembangunan non fisik seperti membangun karakter kebangsaan adalah sebuah hal yang akan terus dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan seluruh elemen bangsa. Hal ini agar masyarakat memiliki daya tangkal terhadap penyabran paham radikal terorisme.  Tidak hanya dengan pemerintah daerah saja, tetapi tokoh agama, tokoh masyarakat juga turut berperan dalam melindungi masyarakat dari penyebaran paham tersebut

Hal tersebut dikatakan Kepala BNPT Boy Rafli Amar dalam acara Silaturahmi Kebangsaan dalam rangka Penanggulangan Terorisme bersama  Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang berlangsung di The Sunan Hotel, Surakarta, Jumat (2/10/2020).

“Sebagai lembaga negara yang diberikan tugas dalam penanggulangan terorisme di Tanah Air, BNPT terus berkomitmen untuk menegakkan dan mengamalkan konstitusi negara. Tiga upaya pencegahan membangun kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi dan deradikalisasi. Dan ini semuanya tentu perlu peran dari semua elemen bangsa. Tidak hanya pemerintah daerah, tetapi juga tokoh agama dan tokoh masyarakat,” kata Boy Rafli.

Disebutkan Kepala BNPT, salah satu potensi terorisme dari radikalisme intoleran. Dan bahkan saat ini juga masih banyak masyarakat bangsa ini yang mempertentangkan Pancasila dengan agama. “Untuk itu mari kita berjuang agar generasi muda ini tidak menjadi korban kebingungan. Para tokoh alim ulama tentu ikut andil dalam menyampaikan pemahaman ini,” kata mantan Waka Lemdiklat Polri ini.

Melihat hal tersebut maka Kepala BNPT mengatakan bahwa upaya merajut dan menciptakan perdamaian tentunya adalah sebuah kebutuhan bersama dan merupakan sebuah kondisi yang diharapkan bagi seluruh masyarakat di Tanah Air.

“Kerjasama di antara tokoh pemerintahan bersama tokoh masyarakat, tokoh agama tentunya perlu kita rajut terus dan narasi-narasi  persatuan diantara ita juga harus dikuatkan terus,” kata perwira tinggi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri ini

Alumni Akpol tahun 1988 ini pun bersyukur bisa menggelar silaturahmi kebangsaan di kota Solo yang dapat melibatkan dengan hadirnya unsur Forkopimda dari Provinsi Jawa Tengah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga demikian Forkompinda pada tingkat Kabupaten dan Kota yaitu dari Kabupaten Karanganyar dan juga dari Kota Solo sendiri.

“Karena silaturahmi kebangsaan ini perlu terus diupayakan agar bisa terjadi persamaan pemahaman kondisi kekinian. Dan tentunya kesempatan bersama bagi kita untuk membangun sebuah komitmen-komitmen baru. Artinya komitmen yang sudah ada itu bukan berarti tidak baik, tapi ada dan tentu perlu diperbarui agar kita punya semangat baru,” ucap mantan Kapolda Papua ini.

Hal ini sebagai upaya untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan yang terus mendapatkan berbagai tantangan dan gangguan. Oleh karena itu menurutnya, dalam menyikapi kondisi yang ada, silaturahmi ini bisa membahas kondisi-kondisi kekinian. Silaturahmi ini sekaligus untuk mendapatkan masukan solusi-solusi terbaik mengenai apa yang harus dilakukan bersama-sama agar nilai-nilai luhur kebangsaan ini tetap eksis dari masa ke masa.

“Memang ini adalah kerja bersama, terjadi kolaborasi dan bersinergi. Tentunya semangat inilah yang harus kita pelihara Kita berharap tentunya nilai-nilai kebangsaan inilah yang akan memupus sikap ataupun perilaku radikalisme intoleran,” tutur mantan Kapolda Banten ini.

Karena dengan adanya semangat sinergi bersama Forkopinda dan juga tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam berkolaborasi, maka kekuatan yang dimiliki bangsa dalam menangkal pengaruh paham radikal terorisme dan intoleran ini akan semakin besar,

“Kekuatan kita untuk melawan segala bentuk hal-hal yang dapat menimbulkan masalah masalah gangguan terutama masalah radikalisme dan intoleran yang mengarah perbuatan terorisme ini tentunya bisa kita eliminir secara bersama-sama,” ujar mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.

Kepala BNPT pun berharap silaturahmi kebangsaan ini secara berkala tentunya perlu untuk terus dilakukan dengan berpindah dari satu kota ke kota lain. Dengan silaturahmi tentu bisa menjadi salah satu upaya merawat nilai nilai kebangsaan, semangat mewujudkan Indonesia yang adil sejahtera.

“Karena tentu kita harapkan pada akhirnya apa yang telah disepakati oleh bangsa ini dari awal bernegara oleh para leluhur kita akan tetap lestari sepanjang masa,” ujar mantan Kapolretabes Padang ini.

Untuk itulah menurut Kepala BNPT, pihaknya pada hari Jumat ini melakukan dialog dengan unsur Forkopinda, tokoh masyarakat, tokoh agama yang ada di Jawa tengah, Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar ini untuk efektifitas dalam konteks penanggulangan terorisme yang lebih komprehensif.

“Artinya tidak hanya dari aspek penegakkan hukum semata, tetapi bagaimana program-program di bidang pembangunan kesejahteraaan bisa lebih efektif dan dirasakan oleh masyarakat luas. Yang mana masyarakat tentunya juga bisa merasakan hasilnya dengan baik.” ujar Kepala BNPT mengkahiri.

Cinta dan Kasih Sayang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutannya melalui video conference meminta kepada para tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk turut berperan dalam membentengi masyarakat terutama generasi muda agar tidak mudah terinfiltarasi paham radikal terorisme tersebut.

“Para tokoh agama dan tokoh masyarakat kami harap bisa memberikan pendidikan yang dapat mengembalikan mereka pada kemanusiaan yang memiliki cinta dan rasa kasih sayang. Karena pendidikan yang berbasis Pancasila dan NKRI ini dibutuhkan untuk memperkuat bangsa ini,” ujar Ganjar Pranowo.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara dalam Silaturahmi Kebangsaan melalui video conference.

Ganjar juga meminta kepada para masyarakat pengguna media sosial utamanya para generasi muda agar dapat mengisi media sosial dengan konten ataupun narasi positif. Hal ini agar masyarakat juga bisa mendapatkan inspirasi untuk berbuat baik.

“Penuhi media sosial ini dengan hal-hal yang positif, seperti tolong menolong, menghormati perbedaan  saling bertoleransi dan lainnya. Model seperi begini-begini ini harus memenuhi semua media, termasuk media sosial,” kata mantan Ketua Umum Alumni Universitas Gadjah mada (Kagama) ini.

Sementara itu, Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan bahwa selama ini pihaknya telah melakukan upaya kongrit sebagai upaya untuk menanamkan wawasan kebangsaan dalam menangkal masuknya paham-paham radikal terorisme. Yang mana pesertanya selama ini banyak diikuti para generasi muda.

“Kami sering melakukan kemah-kemah kebangsaan yaitu makin muda pesertanya, termasuk yang ada di sekolah sekolah kita jadikan pelopor gerakan anak muda yang inspiratif untuk mencegah cara berpikir yang kurang sehat, kurang produktif bagi masa depan mereka,” kata Juliyatmono.

Tokoh agama yang hadir di antaranya KH Subari (Ketua FKUB, Ketua MUI, Ketua Muhammadiyah), KH Abdul Rozaq Shofawi (Pengasuh Ponpes Al Muayyad Mangkuyudan), Ust. Yahya Abdurrahman (Ketua Ponpes Al Mukmin Ngruki), Tri Prasetya, SH (Katolik), Dr Joko Wahyu (Katolik), Tanto Kristiyono (Kristen).

Tokoh masyarakat yang datang antara lain Dr Ngataawi Al Zastrow (budayawan),  Dr Amir Mahmud (Direktur Amir Mahmud Center), Sumartono Hadinoto (Perkumpulan Masyarakat Surakarta), Tedjo Wulan (Mahapatih Keraton Surakarta), GKR Wandansari, MPd (Ketua Dewan Adat Keraton Mataram Surakarta), Ade Ujianingsih (Aktifis Muda), Hilya Maliha Ibrahim (Bumi Laweyan Surakarta), Bambang Nugroho (Ketua KNPI kota Surakarta).

Kemudian para pejabat BNPT yang turut hadir dalam acara tersebut yaitu Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Hendri Paruhuman Lubis; Direktur Pencegahan, Brigjen Ahmad Nurwakhid; Direktur Deradikalisasi Irfan Idris; Kasubdit Kontra Propaganda Sujatmiko, dan Kasubdit Bina Luar Lapas Solihudin Nasution.