Pengamat: PPP Tak Percaya Kader Internal Partai

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai tidak yakin dengan kader internalnya yang akan dicalonkan sebagai ketua umum definitif pada Muktamar IX PPP.

Hal itu lantaran hadirnya nama eksternal, misalnya Sandiaga Uno yang diusulkan maju dalam pemilihan calon ketua umum PPP.

Sementara itu, dari internal partai, baru Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa yang mendeklarasikan diri maju menjadi calon ketua umum PPP dalam Muktamar IX yang akan digelar di akhir tahun 2020.

“Masuknya nama Sandi dalam pusaran caketum PPP menegaskan partai ini mulai tak confident (percaya diri) dengan kadernya yang ada,” kata Adi, Selasa (27/10/2020).

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu berpendapat, kader internal PPP dinilai kurang mampu untuk menaikkan elektabilitas partai ke depan.

“Apalagi, ditambah dengan wacana kenaikan ambang batas parlemen (parliamentary threshold), mau tidak mau memaksa PPP harus mencari figur ketua umum yang kuat,” ujarnya.

Adi menyebut, nama yang bermunculan sepertinya masih dinilai kurang untuk mengerek elektabilitas PPP ke depan.

“Apalagi ada wacana menaikkan ambang batas parlemen 7 persen makin membuat PPP meras otak cari nahkoda baru,” tuturnya.

Lebih lanjut, Adi menilai sosok Sandiaga Uno memiliki segalanya untuk menjadi Ketua Umum PPP.

Ia menyebut Sandiaga adalah sosok muda, populer, pengusaha, warna keIslamannya kuat, dan diterima semua kolam politik.

“Ini yang sepertinya jadi pertimbangan PPP soal Sandi,” ucapnya.

Sementara Suharso, Adi menilainya sosok ideal dari kader internal PPP selain Arsul Sani.

Namun, Adi melihat Suharso lebih identik sebagai menteri ketimbang Plt Ketua Umum PPP.

“Semua sangat tergantung PPP. Apakah ketum akan mengimpor sosok eksternal atau tidak. Karena kader internalnya juga ada. Seperti Suharso dan Arsul yang namanya paling menonjol maju,” ujar Adi.

“Kalau bicara kader internal PPP, Suharso sangat ideal. Hanya problemnya, Suharso selama ini lebih identik sebagai pembantu Presiden ketimbang jadi plt Ketum PPP,” pungkas Adi. (Ronald)