Ilustrasi. (Dok/Ist)

Rildo Anwar Pimpin PP Pelti

Loading

BANJARMASIN (IndependensI.com) – Rildo Ananda Anwar terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti) periode 2017-2022 menggantikan Maman Wiryawan dalam Musyawarah Nasional di Banjarmasin, Kalsel, Minggu (26/11). Pada agenda pemilihan ketua umum melalui mekanisme pemungutan suara itu, Rildo yang sehari-hari menjabat sebagai Irjen Kementerian PUPR berhasil menghimpun 19 suara, sedangkan rivalnya, Gede Widiade hanya memperoleh 15 suara.

Jumlah pemilih sebenarnya tercatat 35, meliputi 34 Pengda seluruh Indonesia ditambah satu suara mewakili kepengurusan lama yang dimanfaatkan sendiri oleh ketua lama, Maman Wiryawan. Satu daerah yakni Kalimantan Barat tidak memberikan suara karena masalah internal.

“Kemenangan Rildo adalah kemenangan tenis Indonesia, karena beliau sangat paham tentang olahraga ini. Selain itu, pendukungnya memilih benar-benar atas dasar karena dedikasinya dan janji akan membangun pertenisan Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata Sekretaris Pengda Pelti Jawa Timur, Didik Utomo Pribadi seperti dikutip dari Antara.

Pendapat serupa disampaikan pengurus Pelti NTB, Jamal, yang menilai para pendukung Rildo lebih solid dan tidak silau oleh iming-iming imbalan puluhan juta rupiah apabila Gede, yang juga pengurus Persija, itu terpilih. “Kemenangan Rildo membuktikan bahwa kami benar-benar menginginkan pertenisan di Indonesia maju karena Irjen Kementerian PUPR itu siap mengerahkan segala sumber daya manusia terutama yang ada di daerah,” ujarnya.

Dalam penyampaian visi dan misi sebelum pemilihan dimulai, Rildo berjanji akan bekerja keras terutama untuk memperoleh pendanaan karena permasalahan pada umumnya yang terjadi pada cabang olahraga, dan tenis khususnya, bermuara pada kendala dana. Sementara itu Gede Widiade, pengusaha properti yang juga pengacara tersebut dalam pemaparan visi dan misi, lebih mengandalkan dana pribadi untuk pembiayaan kegiatan dan menolak dana APBD. Pernyataannya itu justru dinilai “blunder” oleh sebagian peserta Munas karena seberapa kuat dana pribadi untuk membiayai kegiatan tenis yang cukup banyak, sehingga banyak peserta yang meragukannya.