Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, berfoto dengan trofi juara Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Club, Jakarta, Minggu (29/10/2017). (Asian Tour)

Bukukan 23 Under, Pittayarat Juara Indonesia Open 2017

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Meskipun diwarnai beberapa kali penundaan, Indonesia Open 2017 yang berlangsung di Pondok Indah Golf Club, Jakarta, 26-29 Oktober 2017, akhirnya selesai tepat waktu.

Meskipun diwarnai beberapa kali penundaan, Indonesia Open 2017 yang berlangsung di Pondok Indah Golf Club, Jakarta, 26-29 Oktober 2017, akhinya selesai tepat waktu.

Panuphol Pittayarat dari Thailand berhasil keluar sebagai juara setelah membukukan skor 265 pukulan (68-65-67-65) atau 23 under.

Pegolf Thailand lain menguasai posisi lima besar. Tirawat Kaewsiribandit di tempat kedua dengan skor 270 pukulan (68-68-67-67) atau 18 under. Peringkat tiga dan empat ditempati Jazz Janewattananond ties bersama Namchok Tantipokhakul dengan skor 273 pukulan (69-68-69-67/69-66-69-69) atau 15 under. Rattanon Wannasrichan di urutan lima dengan skor 274 pukulan (70-66-71-67) atau 14 under.

Pada turnamen Indonesia Open tahun ini dari tiga puluh pegolf Thailand yang mengikuti event tersebut sebanyak enam belas pemain lolos cut off.

Juara Indonesia Open 2017, Panuphol Pittayarat (ketiga kanan), berfoto dengan Ketua Umum PB PGI Murdaya Po (ketiga kiri) dan para sponsor.

Sementara tuan rumah Indonesia yang mengikut sertakan dua puluh pegolf profesionalnya, tiga orang di antaranya Rory Hie, Danny Masrin, Rinaldi Adiyandono yang lolos cut off – sampai turnamen berakhir pada Minggu (29/10/2017), berturut-turut menduduki posisi 12, 21, dan 59.

Namun, menduduki posisi di nomor berapa pun, tiga pro tuan rumah tersebut tetap mendapatkan hadiah uang sesuai dengan ranking atau posisi mereka dalam event tersebut.

Seperti Rinaldi Adiyandono yang ties bersama Zaw Moe dari Myanmar berada di posisi 59 dan sama-sama membukukan skor 289 pukulan selama empat hari berturut-turut dengan 1 over. Dan, seberapa banyak nilai nominal hadiah yang diterima oleh Rinaldi dan Zaw Moe, harus dibagi dua, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tak hanya mereka yang tetap berhak mendapatkan hadiah uang sesuai dengan posisi atau ranking mereka dalam event yang memperebutkan total hadiah sebesar US$300.000 tersebut.

Karena, enam orang pemain lainnya yang berada di posisi 61 hingga 66 pun berhak atas hadiah uang yang disediakan dalam Indonesia Open 2017, yang didukung oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Bank BRI, BNI, Mandiri, BTN dan Telkomsel.

Sebagai juara Panuphol Pittayarat berhak atas hadiah utama Indonesia Open 2017 sebesar US$54.000 dipotong pajak.

Semenjak Indonesia Open digelar untuk pertama kalinya di Deli Golf Club, Medan, Sumatera Utara pada 1974, baru kali ini pairing – khususnya pada ronde keempat atau final – tidak disusun berdasarkan ranking.

Dengan kata lain, pairing hari keempat sama dengan pairing hari ketiga, sehingga pegolf yang leading di hari ketiga masing-masing Panuphol, Ramchok dan Rattanon, pada final Indonesia Open 2017 tetap berada di pairing atau group yang sama.

Kebijakan tersebut ditempuh karena mengingat selama turnamen berlangsung acapkali mengalami penundaan akibat cuaca yang sangat membahayakan seluruh peserta.

Terlepas apakah ada under pressure atau tidak dari dua orang kompetitor lainnya yakni Namchok dan Rattanon yang berasal dari negara yang sama dengan Panuphol sang juara, yang jelas pairing yang sama di hari ketiga dan hari keempat – sebagaimana yang disampaikan Eddy Putra, representatif Asia Pacific Golf Association kepada IndependensI.com – secara peraturan golf dapat dibenarkan dan tidak masalah.

“Namun, bila pada ronde keempat dibuat sama dengan ronde ketiga. Tentunya ronde keempat pairingnya tidak dibuat berdasarkan ranking,” ujar Eddy Putra yang baru saja kembali dari tugasnya di New Zaeland sebagai wasit pada Asia Pacific Amateur Golf Championship 2017 yang menyebabkan Kevin C Akbar, Jonathan Wijono, Naraajie, Almay Rayhan dan Tirto Tamardi absen dalam turnamen Indonesia Open tahun ini.

Penjelasan yang disampaikan bli Eddy kepada independensi.com tersebut adalah untuk mengklarifikasi anggapan sebagian penggemar olahraga golf yang menyaksikan event tersebut secara langsung di Pondok Indah Golf Club, Jakarta Selatan, bahwa ketiga pro dari negeri Gajah Putih tersebut tak ubahnya seperti sedang “latihan bersama”.

Suka tidak suka, karena yang terjadi selama ini pairing hari keempat tidak sama dengan pairing hari ketiga, maka muncullah asumsi seperti tersebut di atas.

Penyebab utama dari semua itu adalah akibat beberapa kali terjadi suspended selama turnamen berlangsung karena cuaca yang sangat membahayakan keselamatan seluruh pegolf. Dan, faktor cuaca memang tidak bisa disalahkan.

Akan tetapi, terlepas dari masalah cuaca, yang jelas Indonesia Open tahun ini jauh lebih memiliki “greget” daripada tahun lalu.

Selain, sejak hari pertama hingga hari terakhir banyak pegolf yang mencetak angka merah, skor akhir yang dibukukan oleh Panuphol Pittayarat, pun ternasuk rekor skor angka merah terbanyak dalam ajang turnamen Indonesia Open. (Toto Prawoto)