Prioritas APBN hendaknya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Sangat disayangkan apabila dana infrastruktur akan tersedot untuk kawasan yang relatif sudah maju

KEK Meikarta Bikin Keuangan Negara ‘Babak Belur’

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Anggota DPR RI Komisi XI, Ecky Awal Mucharam menyatakan penolakannya terhadap pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah Bekasi Karawang Purwakarta termasuk wilayah proyek Meikarta di dalamnya. “Penetapan wilayah proyek Meikarta dan sekitarnya untuk dijadikan KEK justru kontraproduktif dan berpotensi merugikan keuangan negara”. Demikian disampaikan Ecky yang juga merupakan Wakil Ketua Fraksi PKS ini kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/11/2017).

Ecky menjelaskan, “Pada dasarnya KEK dibentuk terutama untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui pemberian insentif fiskal dan berbagai macam fasilitas kemudahan investasi. Penetapan wilayah tersebut sebagai KEK justru bertolak belakang dari tujuan KEK itu sendiri, karena sebetulnya wilayah tersbeut merupakan daerah yang sudah berkembang pesat dibandingkan daerah lain di Jawa apalagi luar pulau Jawa.”

“Terlebih lagi jika ‘KEK Meikarta’ ditetapkan, maka keuangan negara akan mengalami kerugian secara potential loss. Sebab KEK memberikan insentif fiskal yang jor-joran mulai dari tax holiday, tax allowance, pembebasan PPN hingga bea masuk. Bahkan skema tax holiday KEK memungkinkan pembebasan PPh badan hingga 100 persen selama 25 tahun. Artinya negara akan kehilangan pendapatan dari kawasan yang selama ini merupakan penyumbang pajak yang besar ini. Sebagai catatan, 40 % PDB dari sektor industri manufaktur kita dihasilkan dari wilayah tersebut” ujar Ecky.

“Selain itu pengembangan infrastruktur penunjang KEK juga merupakan tanggung jawab Pemerintah. Hal ini bertentangan dengan semangat pemerataan pembangunan infrastruktur. Prioritas APBN hendaknya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Sangat disayangkan apabila dana infrastruktur akan tersedot untuk kawasan yang relatif sudah maju.” ungkap Aleg asal Jabar ini.

“Semestinya KEK yang ditetapkan berada di daerah yang memang membutuhkan pemerataan pembangunan dan memiliki potensi. Agar insentif serta dana APBN yang dikeluarkan oleh Pemerintah lebih optimal dan terasa kepada rakyat disetiap pelosok negara. Penetapan KEK haruslah melalui sebuah proses perencanaan pembangunan yang melibatikan berbagai stakeholder terkait, bukan karena kepentingan pihak-pihak perusahaan developer tertentu.” tutup Ecky.

One comment

  1. sotoiii,,, kasih argumentasinya donggg biar adu argumentasi kita dari sudut mana kek meikarta merugikan negara atau membuat keuangan negara bagak belur, meikarta tdk pernah meminta insentif bila bekasi cikarang dan purwokarta menjadi kawasan atau KEK

Comments are closed.