Menpora Imam Nahrawi (tengah) berfoto dengan juara 1st MENPORA – PAGI JUNIOR GOLF CHAMPIONSHIP 2018. (Toto Prawoto)

Sebuah Catatan Dibuang Sayang

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – SEBAGAI salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki lapangan golf terbanyak dan mungkin di Asia, sudah saatnya semua pihak seperti perkumpulan-perkumpulan golf, pemerintah baik pusat maupun daerah, para pengelola lapangan golf dan sponsor, harus peduli terhadap pembinaan olahraga golf di kalangan junior. Karena merekalah yang akan membawa kejayaan golf baik di dalam maupun luar negeri, regional dan internasional.

Demikian, antara lain, sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nachrawi, saat menutup 1st MENPORA – PAGI JUNIOR GOLF CHAMPIONSHIP 2018 pada Kamis (28/6/2018) di Emeralda Golf Club, Cimanggis, Depok – Jawa Barat.

Lebih jauh Menpora menyatakan bahwa dirinya mendapat banyak pelajaran yang sangat berharga dari olahraga golf. “Saya memang belum lama belajar bermain golf. Tapi, saya mendapat pelajaran yang sangat berharga dari olahraga ini,” katanya.

“Sebagai pemain baru, tentu saja permainan saya belum bisa disamakan dengan pak Indra (salah seorang pengurus PAGI – Perkumpulan Akademi Golf Indonesia.pen) yang pukulannya jauh dan lurus. Sedangkan saya pukulannya masih dekat-dekat saja dengan tee box. Karena saya ingin lebih jauh lagi pukulan saya, maka saya tingkatkan power pukulan saya. Tapi, tetap saja pukulan bola saya jaraknya masih dekat dan tidak sesuai dengan keinginan saya…”

Patricia Sinolungan (kiri) dan Randy Arbenata

“Dari kejadian itulah saya sadar bahwa ternyata pengendalian(!) diri itu sangat diperlukan dalam olahraga golf. Selain itu, kegagalan yang kita lakukan di bagian awal, jangan diingat terus menerus … Jadi, kalau kita sedang bermain golf, jangan memikirkan hal yang lain. Kita harus foku. Jangan sampai waktu kita sedang bermain golf, pikiran kita ke mana-mana. Sekali lagi kita harus fokus!”

Yang pasti, kata Imam Nachrawi menegaskan bahwa musuh kita dalam olahraga golf adalah diri kita sendiri. Kalau kita bisa mengendalikan diri kita, segala rintangan yang menghadang kita akan dapan kita lalui. “Maka dari itu saya sangat mengapresiasi terhadap para orang tua yang telah membimbing putra-putrinya untuk menekuni olahraga golf. Karena, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari olahraga golf.”

Imam Nachrawi pun mengapresiasi langkah yang diambil oleh komunitas golf yang tergabung di Perkumpulan Akademi Golf Indonesia (PAGI). “Saya berharap setelah turnamen pertama ini, PAGI selanjutnya bisa menyelenggarakan turnamen yang kedua, ketiga dan seterusnya … Bahkan, kalau perlu, turnamen seperti ini bisa diselenggarakan tiga atau enam bulan sekali,” kata Menpora yang disambut tepuk tangan meriah oleh segenap hadir pada acara penutuptan 1st MENPORA – PAGI JUNIOR GOLF CHAMPIONSHIP 2018.

Seperti diketahui turnamen yang mendapat sanction dari PB PGI tersebut, selain diikuti 112 peserta putra dan putri yang berkompetisi di kelas A usia 15-18 tahun, kelas B 13-14 tahun, kelas C usia 11-12 tahun dan kelas usia 8-10 tahun, skor yang dibukukan oleh setiap juara dari masing-masing kelas juga tercatat di WAGR – World Amateur Golf Ranking.

Dibandingkan dengan turnamen junior yang selama ini telah diselenggarakan, 1st MENPORA – PAGI JUNIOR GOLF CHAMPIONSHIP 2018 telah tercatat dan menjadi Calender of Event-nya Asosiasi Golf Amatir Asia Pasifik.

Itu semua adalah hasil kerja dari panitia pelaksana, yang telah mempersiapkan event tersebut sejak setahun yang lalu, seperti yang diungkapkan Purboyo Adhi Purnomo – Ketua Panitia – kepada independensi.com.

“Pada event pertama , peserta dari luar negeri jumlahnya memang belum terlalu signifikan. Tapi, kami optimistis bahwa tahun depan peserta dari manca negara jumlahnya akan lebih banyak lagi,” kata lelaki asal Ngawi, Jawa Timur, seraya menambahkan bahwa pihaknya sangat bersyukur karena sejak hari pertama turnamen digelarhingga hari terakhir, turnamen berjalan lancar seperti yang diharapkan.

Sementara, Ketua Umum Perkumpulan Akademi Golf Indonesia, Mudjo Suwarno, mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah cq  Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang telah memberi dukungan terhadap event yang digagas oleh PAGI.

Menurut Mudjo Suwarno, tahun lalu pun Kementerian Pemuda dan Olahraga mensupport ketika PAGI menyelenggarakan turnamen bertajuk Emeralda – Menpora Cup I yang juaranya dimenangkan Seandy Alfarabi dan Christina Natalia Yoko – masing-masing sebagai juara Best Gross (BGO) putra dan putri.

Menjawab pertanyaan, apakah ada perbedaan antara kedua turnamen tersebut, Mudjo Suwarno mengatakan: “Yang pertama diikuti oleh pegolf amatir terbaik dari seluruh tanah air dan luar negeri, sedangkan turnamen yang kedua, sesuai namanya, memang ditujukan khusus untuk para pegolf junior, baik dari dalam maupun luar negeri.”

Pada turnamen kali ini, terjadi peristiwa yang menarik, terutama pegolf putra dan putri yang berhasil merebut gelar BGO. Karena, Randy Arbenata , pegolf junior dari Pengkab PGI Bekasi, yang berhasil merebut gelar juara BGO dengan total skor +7, dan Patricia Sinolungan yang selama empat hari membukukan total skor +10, tahun lalu mereka berdua berhasil merebut gelar yang sama pada event McDonald Junior Golf Championship 2017 yang berlangsung di Senayan National Golf Course, Jakarta Pusat.

Nggak .. nggak .. kita nggak janjian …Semuanya sudah menjadi hak dan diatur oleh Tuhan yang Mahakuasa,” sahut Patricia Siknolungan, dengan wajah tersipu saat menjawab pertanyaan rekan-rekan pers khusus dan utamanya yang biasa meliput event golf.

Baik Randy maupun Patricia mengaku bahwa ketidakberhasilan mereka membukukan skor () disebabkan putting mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Padahal, Randy, pada hari pertama memimpin dengan skor -5, sementara Patricia dengan skor +3.

Selain putting yang “pating sliwer tidak karuan” (akibat green yang licin terutama pada siang hari), Randy dan Patricia mengaku bahwa pressure dari para pemain yang berada dalam satu pairing dengan mereka berdua pun tidak bisa dielakkan.

“Wajarlah, Om, karena setiap pemain yang tampil dalam event ini ingin menjadi juara,” ujar Patricia Sinolungan yang dibenarkan oleh Randy Arbenata.

Tapi, apa pun dan bagaimanapun hasil akhir yang telah ditorehkan oleh kedua pemain ini, yang jelas Randy dan Patricia telah membuktikan bahwa mereka berdua telah berhasil menjadi The Best dalam event yang sangat prestisius tersebut. (Toto Prawoto)

4 comments

  1. I’m amazed, I must say. Seldom do I encounter a blog that’s equally
    educative and interesting, and let me tell you, you’ve hit the nail on the head.
    The issue is something that too few people are speaking
    intelligently about. Now i’m very happy that I
    found this during my hunt for something regarding this.

Comments are closed.