Abdul Ghofur, Direktur Eksekutif Rumah Bebas Konflik Pemilu (RUBIK)

Dicari, Juru Damai Konflik Pilpres 2019

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Pilpres 2019 belum memasuki tahapan kampanye. Pasangan calon presiden dan wakil presiden pun menunggu ditetapkan oleh KPU. Namun riak-riak masing-masing pendukung dan aroma adu kekuatan hari ini tidak hanya terasa di media sosial tetapi bergeser pada kekuatan fisik masing-masing pendukung.

“Hari-hari belakangan ini aksi relawan nasional #2019GANTIPRESIDEN berhadap-hadapan secara fisik dengan massa yang menolak, ini merupakan pertanda eskalasi konflik antar massa pendukung mulai terbuka” ujar Abdul Ghofur, Direktur Eksekutif Rumah Bebas Konflik Pemilu (RUBIK).

Isu ketidaknetralan aparat keamanan dalam menyikapi aksi dua kelompok ini juga menyeruak tajam di media sosial kemarin, tentunya hal ini menjadi preseden buruk bagi aparat keamanan dalam menengahi konflik-konflik yang bakal terjadi kedepan.

“Polisi dan TNI harus netral, dan juga terlihat netral dalam menengahi konflik antar dua kelompok ini, bayangkan bila Polisi dan TNI kehilangan legitimasinya sebagai juru damai pemilu yang sedang berlangsung hari ini, siapa yang bisa melerai?  Itu berlaku tidak hanya untuk Polisi dan TNI tetapi juga juru damai yang lainnya,” tandas Abdul Ghofur yang juga Dosen Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta kepada IndependensI.com, Senin (27/8/2018).

Menurutnya, juru damai pemilu terbagi dua yaitu formal dan non formal. Polisi, TNI, KPU, Bawaslu dan pemangku kepentingan (stakeholder) pemilu lainnya adalah juru damai fomal, sedangkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan civil society adalah juru damai non formal.

“Pilpres 2019 harusnya tidak menjadi kekhawatiran, karena salah satu cawapres yang ikut kontestasi adalah juru damai yang maha dasyat bagi umatnya, akankah beliau ini masih bisa menjadi juru damai yang maha dahsyat ketika ikut serta di dalam kontestasi, ini harus menjadi perhatian kita semua,” kata Ghofur

Pilpres 2019 harus kita pastikan berjalan dengan aman tanpa konflik, Pilpres 2014 yang mempertemukan dua calon presiden yang sama hari ini harus menjadi catatan bahwa pemilu adalah pesta untuk memenangkan hati rakyat, semua pihak harus bisa menahan diri dan menghargai sesama anak bangsa, serta tidak mempertaruhkan keutuhan bangsa.

“Pilkada 2018 berjalan dengan aman tanpa konflik, karena juru damainya berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, dan kondisi ini harus terjaga sampai Pilpres 2019 berakhir, kita sendiri harus menjadi juru damai Pilpres untuk lingkungan dan keluarga terdekat kita” tutup Abdul Ghofur yang Alumni S2 Politik UI ini.