Cari Tersangka Baru, Penyidik Jiwasraya Jilid Dua Dalami Keterangan Dua Nominee Bentjok

Loading

JAKARTA (Independensi.com)
Tim penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung kembali memeriksa lima saksi untuk mencari tersangka baru kasus mega korupsi PT Asuransi Jiwasraya jilid dua yang diduga merugikan keuangan negara Rp16,8 triliun, Selasa (16/6).

Dari ke lima saksi itu dua saksi yang didalami keterangannya merupakan nominee dari grup terdakwa Benny Tjokrosaputro yang kini sedang diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta bersama lima terdakwa lainnya.

Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono mengungkapkan, Selasa (16/6) kedua nominee atau orang yang namanya dipakai dalam transaksi jual beli saham yaitu saksi PO Saleh dan Jimmy Sutopo.

Selain itu, tutur Hari, ada tiga pejabat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang turut diperiksa tim penyidik sebagai saksi.

Ketiganya yaitu Halim (Kepala Sub Bagian Direktorat Pengelola Investasi), Nova Efendi (Kepala Sub Bagian Pengawasan Perdagangan 2 pada Direktorat Pengawasan Transaksi).

Selain itu saksi Ika Dianawati Nadeak (Kepala Sub Bagian Pengawasan Perdagangan 3 pada Direktorat Pengawasan Transaksi Efek).

Hari menyebutkan ke lima saksi diperiksa terkait proses jual beli saham dalam pengelolaan dana investasi pada PT. Asuransi Jiwasraya pada saat peristiwa atau perbuatan itu dilakukanm

Pemeriksaan saksi-saksi, tutur Hari untuk mencari dan menemukan pihak-pihak lain yang dapat dimintakan pertanggung-jawaban atas kerugian keuangan dalam kasus Jiwasraya.

“Baik secara perdata maupun secara pidana,” ucap mantan Wakil Jaksa Tinggi Sumatera Selatan ini.

Seperti diketahui dalam kasus Jiwasraya jilid satu enam terdakwanya sudah diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta. Tiga terdakwa diantaranya dari Jiwasraya yaitu Hendrisman Rahim mantan Direktur Utama, Harry Prasetyo mantan Direktur Keuangan dan Syahmirwan mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan.

Sedang tiga terdakwa lainnya yaitu Benny Tjokrosaputro Komisaris PT Hanson Internasional, Heru Hidayat Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk dan Joko Hartono Tirto Direktur PT Maxima Integra.(muj)