Penataan Akses Kawasan DPSP Borobudur Selesai 2021

Loading

MAGELANG (Independensi.com) –  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan kualitas layanan jaringan jalan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dukungan infrastruktur konektivitas dilaksanakan melalui pembangunan jalan tol maupun non tol, sehingga akan mempermudah wisatawan menuju kawasan pariwisata Borobudur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai akan mengubah wajah kawasan, sekaligus mempercepat pengembangan destinasi wisata Borobudur dan meningkatkan layanan bagi wisatawan mencapai lokasi wisata. “Layanan jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian lokal di kawasan wisata,” tutur Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan dukungan infrastruktur non tol dilakukan dengan meningkatkan kualitas jaringan jalan menuju standar, termasuk penataan akses untuk koridor utama Candi Borobudur, baik dari arah Yogyakarta, Semarang maupun Kulon Progo. Selain non tol, Kementerian PUPR tengah menyiapkan jaringan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75,82 Km.

“Saat ini sudah PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) dan ada exit di Palbapang yang nanti akan bisa mempermudah wisatawan menuju Borobudur,”  tutur Hedy Rahadian saat Kunjungan Kerja ke DPSP Borobudur, Jumat (12/3/2021).

Hadir dalam kunjungan kerja, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Wamen Parekraf Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Dirjen Cipta Karya, Kementerian PUPR Diana  Kusumastuti mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Menurut Hedy Rahadian, dalam kunjungan kerja tersebut, Kementerian PUPR juga mendapat tugas tambahan untuk menangani jaringan jalan di kawasan Badan Otorita Borobudur di sekitar Pasar Pono. Namun penanganannya baru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan 3 hal yakni ada instruksi Menteri PUPR, diusulkan lewat program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), dan kelengkapan dukomen-dokumen kelayakan.

Dalam mendukung peningkatan konektivitas DPSP Borobudur, pelaksanaan pekerjaan dilakukan melalui pelebaran jalan, rekonstruksi jalan, pemeliharaan rutin, rehabilitasi trotoar dan drainase serta  pembangunan jembatan. Pada TA 2020, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, Ditjen Bina Marga menyelesaikan 4 paket pekerjaan penanganan jalan dan jembatan sepanjang 35,40 Km dengan nilai kontrak Rp 178,8 miliar.

Empat paket pekerjaan telah diserahterima yakni preservasi Jalan Pringsurat – Secang – Keprekan sepanjang 8,50 Km dan jembatan sepanjang 154,7 meter, preservasi Jalan Keprekan – Muntilan – Salam sepanjang 8,59 Km dan jembatan 14 meter, preservasi Jalan Yogyakarta-Tempel-Pakem-Prambanan sepanjang 2,4 Km dan jembatan sepanjang 87,9 meter serta pelebaran Jalan Sentolo – Nanggulan – Dekso sepanjang 15,6 Km.

Peningkatan jaringan jalan DPSP Borobudur dilanjutkan pada TA 2021 dengan anggaran sebesar Rp 127 miliar digunakan untuk rehabilitasi Jalan DPSP  Borobudur sepanjang 24,4 Km, preservasi Jalan Keprekan Borobudur sepanjang 12,8 Km, dan melanjutkan pembangunan Jembatan Kali Progo sepanjang 160 meter.

“Untuk penataan kawasan seperti trotoar, jembatan, pedestrian memperhatikan aspek estetika. Karena untuk pekerjaan penataan kawasan tadi berada di kawasan heritage, jadi kita diminta untuk lolos dampak heritage-nya, harus ada semacam persetujuan dari Unesco dan kita menghormati itu. Tetapi pada prinsipnya paket pekerjaan tadi targetnya selesai tahun ini (2021),” ujar Hedy Rahadian.

Hadir juga dalam kunjungan kerja, Direktur Preservasi 1, Ditjen Bina Marga Akhmad Cahyadi, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY Satrio Sugeng Prayitno, dan Kepala Balai Permukiman Wilayah (BPPW) Jateng Cakra Nagara. (wst)