Foto bertanggal 28 November 2017 ini memperlihatkan miliarder China, Guo Wengui, memandang ke arah Central Park dari apartemennya di New York, AS. (AFP)

Miliarder China Desak Perubahan Rezim

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Miliarder China, Guo Wengui, mengatakan harus ada perubahan rezim di tanah kelahirannya dan sudah waktunya negara berpenduduk terbanyak di dunia itu menjadi negara demokrasi.

Guo tengah mencari suaka di Amerika Serikat setelah menuduh banyak pejabat China melakukan korupsi.

“Saya ingin melihat adanya penegakan hukum. Ssaya ingin adanya demokrasi, kebebasan. Itulah tujuan utama saya… Perubahan rezim,” kata Guo dalam wawancara dengan kantor berita AFP di apartemen mewahnya di New York, beberapa waktu lalu.

Guo menargetkan mencapai tujuannya dalam waktu tiga tahun. Dia yakin bisa melakukannya dengan bantuan pelantar media yang bakal diluncurkannya akhir Desember ini. Guo mengatakan media itu akan mengungkapkan kebobrokan rezim komunis China.

Selama beberapa bulan terakhir, dia membanjiri jejaring sosial dengan tuduhan korupsi terhadap para orang kaya dan berkuasa di China.

Dia juga memperkenalkan sekutunya yaitu Steve Bannon, mantan penasihat strategi Presiden AS Donald Trump, yang menyerukan agar Washington melancarkan “perang ekonomi” melawan China.

Guo mengaku sudah 10 kali bertemu Bannon, mantan bankir investasi dan pemimpin media ultrakonservatif Breitbart News.

“Dia adalah salah satu ahli politik internasional terbaik yang pernah saya temui. Mr Bannon adalah satu dari sedikit orang Barat yang amat memahami Asia,” kata Guo yang mengaku berusia 47 tahun tapi tidak tahu pasti tanggal lahirnya karena dia lahir saat terjadinya Revolusi Budaya di China.

Akun Twitternya, yang punya hampir 480.000 follower, berulangkali diblok sejak kongres Partai Komunis China pada Oktober 2017.

“Saya punya uang, Anda tahu itu, banyak uang untuk mempersiapkan hal ini,” kata Guo tentang pelantar barunya yang sudah didiskusikan dengan Bannon.

Guo membenarkan laporan Wall Street Journal tetang kunjungan agen pemerintah China ke apartemennya pada Mei 2017.

Dia mengatakan agen-agen itu punya satu tujuan: “Mereka ingin membungkam saya… Mereka ingin saya berhenti berbicara tentang pejabat korup di pemerintah China.”

“Terdapat lebih dari 100 jam rekaman pembicaraan yang saya simpan. Buat mereka, rekaman itu adalah ancaman besar,” ujarnya.

Dua orang di antara Guo bersaudara, juga banyak mantan karyawannya, dijebloskan ke penjara sejak Guo Wengui kabur pada 2014. Dia mengaku merasa aman di Amerika Serikat dan yakin tidak lama lagi dapat suaka politik.

“Saya sudah mendengar beberapa sumber mengatakan saya benar-benar aman di sini dan pengajuan suaka saya lolos. Satu orang bahkan bilang, ‘Mereka akan membalut saya dengan bendera Amerika,” kata Guo.