Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Masyarakat Gresik Diajak Diskusi

Loading

GRESIK (IndependensI.com) – Ratusan orang dari TNI, Polri, Camat, Kepala Desa (Kades), dan elemen masyarakat atau ormas. Seperti, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, LDII, MUI maupun lainnya. Mengikuti kegiatan sosialisasi dengan tema “Antisipasi Gerakan Radikalisme dan Terorisme” diruang Mandala Bakti Praja, Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik Jawa Timur, Kamis (13/9/2018).

Wakil Bupati (Wabup) Gresik Muhammad Qosim sebagai pembuka kegiatan mengaku bangga dengan kehadiran semua peserta. “Saya menganggap anda ini sangat perduli dengan stabilitas kemanan dan stabilitas politik di lingkungan anda. Meski anda beragam dari berbagai kelompok, tapi komitmen anda untuk menjaga Gresik aman dan kondusif sangat kami banggakan,” katanya.

“Anda yang ada di wilayah, terutama para Kades agar lebih tahu situasi dan keadaan di wilayahnya. Hal ini untuk mengantisipasi gerakan-gerakan yang ada dan anda harus lebih tahu terlebih dahulu. Karena, adalah pemangku wilayah,” ujarnya.

Senada juga disampaikan, Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro mensinyalir masih adanya eksistensi kelompok radikal teroris serta kelompok anti Pancasila. “Kita semua untuk tetap waspada dan sama- sama mengantisipasinya. Mari bersama-sama berikan pengawasan terhadap aktifitas kelompok-kelompok, tiga pilar (Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kades/lurah) harus kompak dan bekerjasama memantau wilayahnya sampai dengan RW dan RT,” tegasnya.

Selain itu, Kapolres juga mengajak untuk tetap dan terus bekerjasama, tingkatkan sinergitas bersama antara Polres dan Kodim 0817 yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam mengantisipasi penyebaran paham paham radikalisme dan terorisme.

Sedangkan, Profesor Masdar Hilmy Rektor Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya selaku moderator kegiatan mengingatkan bahwa teroris saat ini sudah bermetamorfosis. “Mereka yang memiliki faham radikalisme tidak tinggal dikomunitas daerah yang sudah dicap teroris, tapi mereka sudah ada di sekitar kita. Tidak berjenggot atau memakai jubah atau cadar seperti yang digambarkan selama ini, tapi sama seperti kita,” ungkapnya.

“Untuk itu, kita harus hati-hati dan harus mengenali faham mereka yang biasanya selalu mengkafirkan kelompok lain (takfiri). Kita harus bekerjasama bersatu untuk menolak paham tersebut,” tandasnya.

Ada beberapa pembicara lain yang tak kalah menarik yaitu Mantan kombatan, Ali Fauzi Manzi yang saat ini menjadi Direktur Lingkar Perdamaian. Dia yang juga adik kandung Amrozi ini adalah mantan perakit bom teroris. (Reno)