Busa akibat pencemaran di Kali Bekasi diduga kuat berasal dari industri. (ist)

Dinas LH Pantau Terus Pencemaran Kali Bekasi

Loading

BEKASI (IndeoendensI.com)- Beberapa bulan terakhir pada musim kemarau ini, pencemaran di Kali Bekasi, kian parah. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat peristiwa kontaminasi  limbah industri di yang berhulu dari Kabupaten Bogor tersebut,  rata-rata terjadi setiap tiga kali dalam sepekan.

“Pengambilan sampel air Kali Bekasi kita lakukan dua hari sekali sejak beberapa pekan terakhir untuk mengukur tingkat keparahannya,” kata Kepala Dinas LH Kota Bekasi, Jumhana Luthfi, Jumat (28/9/2018)

Dikatakan, kasus pencemaran Kali Bekasi sudah terjadi sejak lama, namun belakangan lebih sering muncul melalui media sosial karena situasi kemarau panjang yang membuat debit air surut.

Kontaminasi limbah yang selama ini mengendap di dasar sungai perlahan terangkat akibat turbulensi sungai selama kemarau panjang. Kasus pencemaran Kali Bekasi kembali berlangsung hari ini sekitar pukul 13.00 WIB dengan ditandai kemunculan busa dan warna air yang menghitam pekat.

“Hari ini kita sudah mengambil sampel air Kali Bekasi untuk kembali kita cek laboratorium. Dari rangkaian cek laboratorium, sumber pencemaran dominan dari industri dan sebagian kecil dari limbah rumah tangga,” katanya.

Kondisi Kali Bekasi sudah tidak memungkinkan dipakai langsung masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga, karena perlu melalui pengolahan akibat kontaminasi limbah.

“Kali Bekasi harus jadi perhatian kita semua, kami akan bekerja terus memantau Kali Bekasi berikut potensi pencemarannya,” katanya.

Sepanjang 2017 telah ada sedikitnya 18 perusahaan yang berdomisili di bantaran Kali Bekasi untuk dibuat kesepahaman untuk ramah lingkungan.

“18 perusahaan sudah buat pernyataan, kalau mereka terlibatpencemaran, langsung kita segel,” katanya.

Kemudian, selama 2018 sudah dua perusahaan di bantaran sungai yang kedapatan buang limbah ke kali, disegel. Bahkan, satu dalam proses hukum karena melanggar undang-undang lingkungan hidup.

Direktur Utama PDAM Tirta Patriot Bekasi, Solihat juga mengakui pihaknya terpaksa mengurangi produksi akibat air baku tercemar limbah. Bahkan, dampak pencemaran di Kali Bekasi yang airnya dicampur dengan air Saluran Tarum Barat atau Kalimalang, pihaknya  sudah sering menghentikan produksi air bersih. Dampaknya, sedikitnya 31.000 pelangga PDAM kesulitan air bersih.

Ia berharap pencemaran di Kali Bekasi harus segera ditangani. Karena kalau hanya mengandalkan air Kalimalang yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) II, tidak mencukupi sebagai air baku PDAM. (jonder sihotang)