Edukasi tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak oleh Ns. Indah Permata Sari, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom.

Memperingati Hari Anak Sedunia, FIK UI Ingatkan Kembali Bahaya Stunting

Loading

DEPOK (IndependensI.com) Meskipun prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, tetap saja masih menjadi masalah yang harus segera diatasi dengan baik. Stunting adalah masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang dimana ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar.

Masalah stunting tentu berdampak pada masa depan anak dalam menjalankan kehidupan sosial mereka. Selain itu tentu saja merupakan ancaman bagi Indonesia terkait masalah kesejahteraan. Untuk itu penting melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait masalah tersebut. Biar bagaimana pun anak, sebagai wajah masa depan dunia berhak memperoleh tumbuh kembang yang baik.

Sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan melakukan percepatan pencegahan stunting, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) melalui program pengabdian masyarakat mengambil perhatian serius terkait masalah stunting yang mengintai pada masa usia keemasan anak yaitu 1.000 hari kehidupan awal mereka.

Memperingati Hari Anak Sedunia yang jatuh pada 20 November, FIK mengingatkan kembali tentang pentingnya asupan gizi dan nutrisi di 1.000 hari kehidupan anak untuk mencegah terjadinya stunting.

Pencegahan stunting menyasar berbagai peenyebab yang memerlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor baik itu melalui program pemerintah, swasta, pendidikan serta masyarakat. Beberapa waktu lalu, tepat di hari anak nasional 23 Juli FIK UI melibatkan 56 orang mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Nursing First Aid (NuFA FIK UI) bersama beberapa dosen melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) di Desa Lenggahsari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.

Mengusung tema “1.000 Hari Pertama Kehidupan” yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan stunting. 1.000 hari pertama merupakan masa terbaik ketika otak, tubuh, dan sistem kekebalan sang anak tumbuh dan berkembang secara signifikan. Kekurangan gizi yang terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Untuk itu orangtua perlu memperhatikan dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang lebih baik dan kelak berdampak pada masa depan sang anak.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang diketuai Ns. Indah Permata Sari, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom menargetkan sasaran utamanya adalah pengantin muda, ibu muda, ibu hamil, dan ibu menyusui.  Dimana memberi edukasi terkait nutrisi yang terkandung dalam ASI dan makanan pendamping ASI (MPASI) serta pratikum pompa ASI dan memasak untuk MPASI yang didampingi oleh mahasiswa NuFA FIK UI 2022.

Edukasi kepada ibu-ibu mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)

Kegiatan pengabdian masyarakat didanai oleh UI melalui dana hibah PPM. Dan juga juga turut berperan Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (ILUNI FIK UI) dan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) yang berkontribusi dalam mendanai kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Lenggahsari saat itu.

Menurut Mardiah, salah satu peserta pengabdian masyarakat, kegiatan ini memiliki manfaat bagi dirinya terutama pengetahuan tentang apa itu stunting dan pentingnya kebutuhan nutrisi pada anak, selain itu juga bermanfaat untuk ibu-ibu yang selama ini masih mendengar rumor yang tidak benar tentang ASI.

Mardiah juga berharap, kegiatan ini dapat terus dilakukan setiap tahunnya, terutama di wilayah RT 014/RW 05 Meskipun kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim NuFA FIK UI 2022 telah berakhir beberapa waktu lalu, di hari anak sedunia tahun ini ini FIK kembali mengingatkan penting pengetahuan tentang stunting.

Masalah stunting dapat dicegah dengan pemenuhan nutrisi dan gizi yang baik kepada anak dalam kehidupan sehari-hari.