Pelajar Indonesia Raih Lima Mendali di IJSO 2017

Loading

ARNHEM,BELANDA (Independensi.com) – Sebanyak lima pelajar asal Indonesia menorehkan prestasi dalam ajang Olimpiade sains tingkat internasional atau  International Junior Science Olympiad (IJSO) yang di gelar di Arnhem, Belanda. Kali ini kelima pelajar sekolah menengah pertama ( SLTP) yang mewakili Indonesia meraih dua mendali emas dan tiga perak.

“IJSO adalah ajang pertandingan bidang sains untuk kelompok usia SMP yang diinisiasi Indonesia tahun 2004. Dan tahun ini adalah tahun yang ke -14,” kata Atase Pendidikan dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda, Bambang Hari Wibisono dalam siaran pers yang diterima Independensi.com, Rabu (13/12/2017) .

Olimpiade ini berlangsung sejak 3 – 12 Desember 2017, dengan jumlah peserta 300 pelajar dari 50 negara. “Sebenarnya ada 6 pelajar yang dikirim ke Belanda mewakili Indonesia, namun 1 diantaranya batal berangkat karena sakit,” kata Bambang.

Dijelaskan, pelajar yang mendapat mendali emas adalah Wilsen Chandra Putra dari SMP Sutomo 1 Medan dan Peter Addison Sadhani dari SMP Santo Aloysius 1 Bandung. Sementara yang mendapat mendali perak adalah Lugas Firdinand Hamdi dari MTsN 1 Kota Malang, Steven William dari SMP Petra 1 Surabaya dan Carin Abbie Reyhani dari SMPN 111 Jakarta.

Tema IJSO tahun ini adalah “water and sustainability,” sesuai dengan potensi yang ada di Belanda, yaitu pengelolaam sumberdaya air. Penyediaan air bersih untuk berbagai kebutuhan hidup menjadi isu utama yang dibahas. “Termasuk juga isu-isu perubahan iklim,” kata Bambang.

Lomba ini terdiri atas 3 bagian, yaitu menjawab 30 soal pilihan ganda ( Multiple Chioce Questions) selama 3 jam. Lalu teori, berupa essay atau isian singkat dan yang terakhir adalah tes eksperimen yang dikerjakan secara berkelompok ( team work)

Menurut Bambang, kompetisi yang dilalui para siswa ini lumayan ketat, karena harus mengikuti rangkaian seleksi. Dari tingkat sekolah di seluruh Indonesia sampai ke tingkat Olimpiade Sains Nasional (OSN). Lalu para peserta yang lolos seleksi wajib mengikuti proses pembinaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melalui Direktorat SMP, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah membiayai semua kebutuhan para peserta.

Dibandingkan dengan peserta dari negara-negara lain yang mampu meraih medali emas lebih banyak, peserta dari Indonesia merasa masih memerlukan persiapan yang lebih matang. Baik menyangkut penguasaan teori maupun persiapan untuk melakukan eksperimen.

Pada acara penutupan juga diumumkan bahwa IJSO ke-15 tahun depan akan diselenggarakan di Bostwana- Afrika. (kbn)